KECEWA hal lumrah dialami manusia dalam kehidupannya. Hanya saja bagaimana cara menyikapinya. Jika disikapi dengan emosi, maka tentu saja hidup makin sulit. Namun bila kembali pada hakikat bahwa semuanya datang dari Allah SWT dan meyakini akan diberikan jalan keluar, maka tentu saja akan mendapatkan harapan yang indah.
Menurut alumnus Pondok Pesantren Putri Walisongo Jombang, Silmi Adawiya, kekecewaan tak melulu harus diungkapkan dengan amarah dan kata-kata.
Baca juga: Heboh Dokter di Surabaya Stres, Amalkan Doa Ini untuk Atasi Depresi
“Bukankah tidak semua telinga mau mendengarkan? Begitu pula dengan lainnya, tidak semua mata mau perhatian, dan tidak semua tangan mau membantu,” tulisnya dalam sebuah artikel seperti dikutip dari laman tebuireng.online, Jumat.
Kekecewaan, lanjut dia, bisa disikapi lembut dan utarakan dalam panjatan doa. Seperti yang dicontohkan oleh Abu Hurairah.
Dalam kitab Uyunul Akhbar karya Ibn Qutaybah disebutkan doa yang dipanjatkan Abu Hurairah ketika menghadapi kekecewaan adalah sebagai berikut:
اللهم غفرله وأرحنا منه
Allahummaghfirlahu wa arihna minhu
“Ya Allah ampunilah dia, dan bebaskan kami darinya.”
Mengambil tindakan untuk berdoa kepada Allah kala kecewa menyapa adalah satu maqam tertinggi para Auliya’. Mengapa demikian? sebab dalam keadaan tersebut seseorang akan menyampaikan kekecewaan kepada-Nya dengan tulus tanpa sandiwara.
Air mata menetes mengharapkan pertolongan dari satu-satunya Dzat yang mampu merubah keadaann. Lisan tak henti berdzikir memuji Allah dan memohon ampunan atas setiap dosa. Keluh kesah hanya ditujukan kepada Allah Yang Maha Pengasih dan penuh kasih sayang.
Di sinilah kita yakin bahwa tidak ada yang mampu menyelesaikan segenap kecewa dan masalah kecuali Allah. Tidak ada lagi harapan kepada makhluk dan menggantungkan seluruh harapannya hanya kepada Allah.
Saat seperti inilah kita akan merasakan lezatnya munajat dan nikmatnya mengadu kepada Allah. Yang demikian mengingatkan kita pada kisah Nabi Ya’qub yang tenggelam dalam munajat kepada-Nya. Mengutarakan segenap kekecewaan hanya kepada Allah hingga kisahnya diabadikan dalam Qur’an yang termaktub dalam QS Yusuf 86:
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُوْ بثّيْ وَ حُزْنِيْ إِلَى اللهِ
“Dia (Ya’qub) menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.”
Dengan demikian, menghindari dari semua pintu dan berlari kepada Allah adalah satu cara cerdas ketika menghadapi kekecewaan dalam hidup. Dengan berlari hanya kepada-Nya, kita sudah mengetuk pintu rahmat-Nya. Mengetuk pintu rahmat-Nya bisa melalui rangkaian doa yang terbaik.
Alhasil kecewa tersebut akan melebur dan menghilang seiring kehadiran rahmat dari-Nya. Tidak semua kecewa harus diungkapkan dengan update status dan caption, cukup lantunkan doa terbaik untuk-Nya.
(Salman Mardira)