JIKA berbicara orang cerdas tapi bertingkah konyol, salah satu yang sangat terkenal adalah Abu Nawas. Dia merupakan seorang penyair berkebangsaan Arab yang hidup di zaman Dinasti Abbasiyah, ketika itu rajanya adalah Harun Ar-Rasyid.
Raja Harun Ar-Rasyid adalah sosok yang cerdas. Ia murid dari Imam Malik. Namun, Abu Nawas selalu punya cara lepas dari "jebakan" Raja. Dikisahkan bahwa tingkah lucu Abu Nawas sempat membuat Raja tertawa terpingkal-pingkal.
BACA JUGA:Kisah Abu Nawas Punya Topi Ajaib, Bisa Terlihat Surga dan Bidadari Cantik!
Suatu hari Raja mengadakan syukuran nama bayi. Dalam syukuran kali ini Raja tidak mengundang Abu Nawas karena dianggap akan mengacaukan acara.
Tetapi bukan Abu Nawas namanya jika kehabisan akal. Ia pun hadir meskipun tanpa diundang. Setibanya di istana, Abu Nawas langsung membaur dengan para tamu undangan.
"Para hadirin sekalian, saya ingin mengumumkan mulai hari ini nama bayi ini adalah Japnib," kata Raja, seperti dikutip dari kanal YouTube Tabassam Channel.
"Jangan, Baginda Raja. Jangan diberi nama Japnip," ujar salah salah satu tamu protes kepada Baginda Raja. Ternyata tamu yang protes tersebut adalah Abu Nawas.
BACA JUGA:Cerita Lucu Abu Nawas Hancurkan Istana Raja Gara-Gara Seekor Lalat, Luar Biasa Berani!
Baginda Raja pun kaget. "Bagaimana mungkin Abu Nawas datang kemari?" gumam Raja.
Tapi, Raja membiarkan kedatangan Abu Nawas. "Kenapa kamu protes dengan nama yang aku berikan?" tanya Raja.
"Biasanya orang yang bernama Japnib bersifat bodoh, Baginda Raja. Lebih baik diganti dengan nama lain saja," kata Abu Nawas tanpa beban.
Raja merasa dipermalukan oleh Abu Nawas di depan tamu-tamu undangan.
"Mana buktinya kalau orang yang bernama Jabnip itu bodoh? Kalau kamu tidak bisa menjawab akan aku hukum pancung," ancam Raja.
"Tentu hamba bisa membuktikannya, Baginda Raja. Baginda tahu hakim yang namanya Japnib? Dia hakim bodoh," kata Abu Nawas.
"Tapi untuk membuktikan kebodohannya, hamba membutuhkan 30 keping emas," tambah Abu Nawas.
Raja pun menyetujui karena bakal ada tontonan menarik dari Abu Nawas. Hari itu Abu Nawas pulang dengan 30 keping emas.
Keesokan harinya, Abu Nawas datang ke rumah Hakim Japnib dan membawa uang 10 keping emas. Ketika sang hakim sedang berdzikir, diam-diam Abu Nawas menyelipkan keping emas tersebut di bawah sajadah, lalu Abu Nawas tertawa terbahak-bahak sehingga membuat sang hakim heran.
"Kenapa kamu tertawa, Abu Nawas?" tanya Hakim Japnib.
"Burungmu dalam sangkar itu berkata ada 10 keping emas di bawah sajadahmu," jawab Abu Nawas.
Dengan rasa ragu, hakim tadi menyingkap sajadahnya dan mendapati 10 keping emas. Dia kemudian tersenyum bahagia dan percaya kalau Abu Nawas mengerti bahasa burung.
Keesokan harinya Abu Nawas melakukan hal yang sama dengan membawa 10 keping emas. Sementara pada hari ketiga, Abu Nawas tidak membawa keping emas.
Saat bertemu hakim di rumahnya, Abu Nawas malah menangis tidak seperti dua hari sebelumnya.
"Kenapa kamu menangis, Abu Nawas?" tanya sang hakim.
"Burungmu berkata bahwa kamu akan mati besok," jawab Abu Nawas.
Sang hakim pun percaya sambil gemetaran. "Tetapi Raja meminta solusi pada Abu Nawas agar perkataan burungmu tidak terjadi maka pura-pura matilah kau," kata Abu Nawas.
Hakim itu pun pura-pura mati dan kabar kematiannya pun didengar oleh masyarakat. Saat jasad hakim diusung menuju permakaman, berpapasanlah dengan Raja. Raja pun kaget karena baru tahu kalau Hakim Jabnip meninggal dunia.
Raja pun membuka keranda melihat wajah hakim itu terakhir kalinya. Tapi ketika dibuka, hakim tersenyum ke Raja dan mengedipkan mata.
"Kenapa hakim yang masih hidup kau katakan meninggal, Abu Nawas?" tanya Raja.
"Itulah bukti kebodohan Hakim Jabnip yang aku katakan ketika syukuran," kata Abu Nawas.
Mendengar jawaban Abu Nawas, Raja tertawa terpingkal-bingkal. Sementara warga yang dikerjai merasa kesal.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)