WAKIL Menteri Agama Dr. KH. Romo H.R. Muhammad Syafi’i bercerita soal pengalaman spiritualnya saat menjalani ibadah haji untuk pertama kalinya. Ia mengaku menangis saat pertama kali melihat Kakbah secara langsung.
Ia menangis bukan karena saat itu masih berusia 36 tahun (tahun 1985), tapi sedih mengenang perjuangan Nabi Muhammad SAW menyampaikan risalah di tengah penolakan dan tekanan.
“Saya menangis tersedu-sedu ketika pertama kali melihat Kakbah,” kata Romo Syafi'i saat mengadakan pertemuan dengan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).
"Tangisan itu terus berlanjut saat saya di Arafah, juga Muzdalifah,” lanjut Romo Syafi'i.
Saat pertama kali menunaikan ibadah haji, Romo Syafi'i bukanlah siapa-siapa. Ia hanya bertugas mengantarkan calon jamaah haji dari Medan, Sumatera Utara.
Hebatnya meski sama sekali belum berhaji saat itu, Romo Syafi'i dipercaya menjadi Wakil Ketua Rombongan (Wakarom).
Menyandang peran di atas, tugas besar diemban Romo. Ia rela capek-capekan dengan menggendong banyak jamaah yang saat didominasi lanjut usia (lansia).
“Saya niatkan diri saya untuk melayani. Itu saja,” kata Romo penuh haru.
Mungkin efek ketulusannya membantu jamaah di kesempatan pertama, Romo Syafi'i berkesempatan naik haji berkali-kali. Kesempatan ini didapatnya dari berbagai layanan.
"Setiap hati kita, perbuatan kita, perkataan kita semuanya dilihat, dicatat, dan akan dibalas oleh Allah,” tegas pria berusia 65 tahun ini.
Wakil dari Menteri Agama Nasaruddin Umar ini pun menyampaikan pesan kepada para petugas haji yang segera bertugas. Ia mengimbau para petugas untuk melayani tamu Allah SWT sepenuh hati.
"Melayani tamu Allah yang merindu. Lalu kita bantu mereka melepas kerinduan itu untuk bertemu dengannya. Tak semua orang mendapat kesempatan ini,” ucap politikus partai Gerindra ini.
"Semoga dengan keikhlasan yang Bapak-Ibu tanamkan, Allah akan membalasnya dengan apa yang selama ini menjadi impian kita," tutup pria kelahiran Medan, Sumatera Utara ini.
(Rahman Asmardika)