SEBAIK-BAIKNYA perempuan adalah perhiasan dunia. Begitulah pepatah yang barangkali sering kita dengar. Mempunyai istri salihah pun merupakan impian setiap lelaki. Namun perlu diingat bahwa tidak mudah mencari perempuan untuk dijadikan pendamping hidup.
Lalu bagaimana ciri-ciri istri salihah itu? Ketua Ikatan Sarjana Quran Hadis Indonesia Ustadz Fauzan Amin mengatakan, ciri-ciri tersebut banyak disebutkan di dalam Alquran maupun hadist.
“Namun tidak secara spesifik berapa jumlah yang pasti. Artinya opsi untuk menjadi wanita salihah itu banyak dan sangat relatif dan subjektif,” ujarnya saat dihubungi Okezone.
Ustadz Fauzan menyebutkan, sedikitnya ada lima ciri-ciri istri salihah menurut pandangan agama Islam. Di antaranya;
1. Taat dan Patuh kepada Suami
Sebagian ibu-ibu menilai suaminya egois hingga akhirnya ia berani membantah dan tidak taat saat diperintah suaminya. “Meski alasan tersebut benar adanya jangan diterus-terusin, ya. Karena itu ujian dari Allah,” katanya.
Ilustrasi. Foto: Istimewa
Namun apabila istri itu sabar dan tetap melayani suaminya dengan baik, maka surga adalah jaminannya. Tapi bila istri ikut menjadi egois maka dosa baginya.
“Intinya semua perintah suami wajib diikuti sang istri kecuali perintah melakukan kema'siatan. Bagaimana jika tidak mampu melaksanakan perintah suami? Maka mintalah maaf dan ngomonglah baik-baik kepada suami,” jelasnya mengenai istri salihah.
2. Baik Hati dan Pandai Mencari Ridha Suami
Dalam suatu hadist disebutkan tentang istri salihah, yaitu:
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ اَلْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِى إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا، وَتَقُوْلُ: لاَ أَذُوقُ غَضْمًا حَتَّى تَرْضَى
Artinya; Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dlm Mukhtarul hadis)
3. Pandai Menjaga Rahasia Rumah Tangga
Di antara ciri istri salihah adalah tidak suka membicarakan rahasia rumah tangga. Apapun bentuknya, mulai dari persoalan ranjang hingga persoalan lainnya. Kecuali untuk keperluan darurat seperti berobat dan lain-lain.
Nabi SAW bersabda:
إِنَّ مِنْ أَعْظَمِ الْأَمَانَةِ عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، الرَّجُلَ يُفْضِي إِلَى امْرَأَتِهِ، وَتُفْضِي إِلَيْهِ، ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا
“Sesungguhnya (pelanggaran) amanah terbesar di sisi Allah Ta’ala pada hari kiamat adalah seorang lelaki yang menyetubuhi istrinya dan istri bersetubuh dengan suaminya, lalu dia menyebarkan rahasia ranjangnya.” (HR. Muslim)
Rasulullah bersabda:
فَلاَ تَفْعَلُوا، فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِثْلُ الشَّيْطَانِ لَقِيَ شَيْطَانَةً فِي طَرِيْقٍ فَغَشِيَهَا وَالنَّاسُ يَنْظُرُوْنَ
“Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” (HR. Ahmad 6/456,).
4. Melayani Suami Lahir Batin
Melayani secara bahir bisa berbentuk senggama atau bercinta, bahkan jika si istri sedang puasa sunah sekalipun. Maka tetap wajib mendahulukan suaminya, Jika minta jatah, tapi suami tentu harus tahu diri juga.
“Sementara melayani secara batin adalah menjaga perasaan suami. Misal tidak ngomel-ngomel saat ada tamu hingga suami merasa malu dan lainya,” jelasnya
Rasulullah SAW bersabda:
لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ
“Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari – Muslim)
5. Rajin berhias, pandai menjaga diri dan kehormatannya
“Rajin ke salon boleh, asal niat buat menghibur suami dapat pahala. Saat suami tidak di rumah maka istri wajib menjaga kehormatannya,” katanya.
Rasulullah SAW bersabda:
أَلاَ أُخْبِرَكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ، اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهَ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهَ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهَ
“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417).
(Abu Sahma Pane)