KEMENTERIAN Agama (Kemenag) sedang gencar-gencarnya menggaungkan wasathiyah atau moderasi beragama. Moderasi tersebut diperlukan agar tercipta kehidupan sosial yang tenteram dan damai.
Sementara itu Pakar Tafsir Alquran Indonesia, Quraish Shihab menjelaskan tiga faktor penting untuk mensukseskan moderasi beragama.
Menurutnya, ada tiga kunci seseorang bisa menerapkan wasathiyah atau moderasi beragama. Tiga kunci itu ialah pengetahuan, mengganti emosi keagamaan dengan cinta agama, dan selalu berhati-hati.
Pengetahuan yang dimaksud adalah mengetahui tentang ajaran agama dan kondisi masyarakatnya. "Tanpa mengetahui itu, tidak akan bisa (menerapkan moderasi). Semua (perbedaan) bisa ditampung oleh wasathiyah," ujarnya.
Contoh pengetahuan tentang ajaran agama, ialah seperti zakat fitrah dengan menggunakan uang. Kata Quraish Shihab, boleh tidaknya uang untuk zakat fitrah terjadi perbedaan di antara ulama madzhab.
Madzhab Hanafi membolehkan, sementara mazhab Syafi'i tidak membolehkan. Perbedaan antara kedua mazhab juga terjadi misalnya dalam hal apakah qunut saat saalat subuh itu sunnah atau bukan.
Menurutnya, untuk menyikapi perbedaan-perbedaan yang ada, maka seseorang diharuskan memiliki pengetahuan, sehingga nantinya tidak mudah menyalahkan.
Baginya, selama prinsipnya sama, seperti Tuhan itu Esa, Nabi Muhammad adalah utusan Allah, dan menyakini kebenaran Alquran, maka seseorang atau sekelompok orang tidak perlu saling menyalahkan.
Kunce kedua moderasi beragama, yaitu mengganti emosi keagamaan dengan cinta keagamaan. Penulis Tafsir Al-Misbah ini menyatakan, emosi keagamaan bisa menjadikan seseorang melanggar agamanya. Ia mencontohkan, seseorang rajin salat tahajud dan yang lainnya tidak.