Hadirnya matahari di muka bumi sejatinya merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Matahari sendiri merupakan benda angkasa yang menakjubkan, apalagi pencipta-Nya, pasti tak terkira kekuasaan-Nya.
Manusia pada zaman dahulu ada yang menyembah matahari karena mengira matahari itu dewa atau tuhan. Hingga akhirnya Allah memperingatkan manusia melalui Alquran bahwa Allah lah yang harus disembah, bukan matahari.
Alquran Surat Fussilat Ayat 37
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Arti: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.
Kata khalaqahunna (menciptakannya) berakhiran huruf nun yang menunjukkan bilangan jamak. Hal itu menunjukkan bahwa matahari dan bulan (satelit) itu berbilang, masing-masing berjumlah lebih dari satu.
Inilah yang telah dibuktikan oleh sains modern. Setiap planet dalam tata surya dikelilingi oleh berbagai satelit.
Planet Saturnus yang berjarak 1.425 juta kilometer dari matahari misalnya, dikelilingi oleh 17 satelit.
Planet Mars yang berjarak 700 juta kilometer dari matahari, dikelilingi oleh 16 satelit. Begitu juga planet Uranus dikelilingi oleh 5 satelit.
Hingga kini, para astronom telah menemukan lebih dari 200 juta matahari di alam semesta. Di antaranya ada yang lebih kecil daripada matahari kita sendiri. Namun ada juga yang lebih besar daripada matahari kita di bumi.