MASA-masa menjadi seorang santri juga dialami oleh KH. Abdurrahman Wahid yang akrab dipanggil Gus Dur. Kecerdikannya ternyata terpupuk sedari dulu.
Gus Dur pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Tegalrejo, Magelang yang dipimpin oleh KH. Chudlori. Saat dini hari, sang kiai selalu menunaikan ibadah sholat malam.
Kebiasaan ini diamati oleh Gus Dur. Terlintas rencana untuk mengambil ikan di kolam saat sepi, yakni dini hari. Ia pun mengajak teman-teman sekamarnya untuk menuntaskan keinginan makan ikan.
Ketika temannya asyik menyerok ikan, Gus Dur tidak ikut serta. Dalihnya ia yang akan mengawasi situasi di sekitar kolam. Benar saja Kiai Chudlori melintas di dekat kolam. Seketika Gus Dur memberi kode agar teman-temannya kabur. Sementara itu, Gus Dur berdiri di pinggir kolam dengan memegang ikan hasil curian.
"Tadi ikan milik Kiai dicuri,"ungkap Gus Dur ketika berpapasan dengan kiainya.
"Mana pencurinya?"tanya Kiai.
"Kabur Kiai, Alhamdulillah saya mengusirnya dan Alhamdulillah hasil curiannya saya selamatkan," kata Gus Dur dengan percaya diri.
Sang Kiai mengangguk-angguk mendengarkan penjelasan tersebut. Atas 'jasa' Gus Dur, ia mempersilakan putra pahlawan nasional KH. Wahid Hasyim ini membawa ikan tadi untuk dimasak bersama teman-temannya.
Setelah tahu cerita di balik ikan yang akhirnya digoreng itu, teman-teman Gus Dur kesal. Gus Dur dengan santai menjawab, "Wong awakmu melu mangan iwakke. Iwakke kan saiki wis halal wong wis entuk izin soko Kiai (Kamu juga ikut makan ikannya. Ikannya juga sudah halal karena dapat izin dari Kiai)." Ada-ada saja akal bulus Gus Dur.
*Diadaptasi dari buku Humor Para Kiai: Menebar Tawa Menuai Hikmah karya Chalis Anwar
(Muhammad Saifullah )