SEBAGAI salah satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa Barat pada era Sunan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat memiliki beberapa masjid berusia ratusan tahun. Salah satunya adalah Masjid Kuno Gamel yang terletak di Desa Gamel, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon.
Masjid yang termasuk ke dalam masjid 'keramat' ini diperkirakan berdiri pada awal abad ke 12 Masehi. Masjid ini sudah mengalami sejumlah renovasi. Namun, beberapa bangunan masjid yang berusia ratusan tahun masih dipertahankan keasliannya.
Bila diperhatikan secara seksama, ada satu keunikan yang dimiliki masjid ini dibanding masjid-masjid tua lainnya di Cirebon. Yakni, di masjid tersebut terdapat tulisan aksara arab dan tulisan 'rikasara', atau huruf aksara asli Cirebon di salah satu kayu penghubung antar tiang di area dalam masjid.
Menurut salah seorang budayawan sekaligus warga asli Gamel, Cirebon, bernama Arida, tulisan aksara yang terdapat di kayu penghubung antar tiang di dalam Masjid Kuno Gamel itu menandakan tahun pendirian bangunan masjid tersebut.
Baca juga: Hukum Memanggil Orang dengan Sebutan Binatang Menurut Pandangan Islam
Arida menjelaskan, banyak warga sekitar Masjid Kuno Gamel meyakini kalau tulisan aksara itu memiliki arti, bahwa Masjid Kuno Gamel dibangun pada tahun 1111 M. Sedangkan, menurut catatan yang ia baca Masjid Kuno Gamel diperkirakan dibangun pada tahun 1110 M.
"Masyarakat di sini meyakini dibangun tahun 1111 M. Akan tetapi, menurut catatan yang saya baca diperkirakan dibangun sekitar tahub 1110 M. Atau pada awal abad ke 12. Zamannya Sulaiman Baghdadi atau Syaikh Zainal Kabir," ujarnya kepada Okezone, Rabu (17/6/2020).
Syaikh Zainal Kabir, sambung Arida, merupakan tokoh penyebar agama islam di daerah Gamel dan sekitarnya. Ia menambahkan, sosok Syaikh Zainal Kabir memiliki beberapa nama. Seperti Syaikh Nurjati pertama, Syaikh Semuningaran, Syaikh Sanghyang Semar, dan lain sebagainya.
Dari cerita yang ada, pada mulanya Syaikh Zainal Kabir bisa mendirikan Masjid Kuno Gamel karena mendapat dukungan dari Kerajaan Sunda. Selain mendapat dukungan, Syaikh Zainal Kabir juga diberikan bahan baku berupa kayu jati purba untuk pembangunan Masjid Kuno Gamel.
Awalnya, lanjut Arida, Masjid Kuno Gamel hanya berukuran sekira dua kali empat meter persegi. Kemudian, masjid itu mengalami pemugaran hingga menjadi seperti sekarang. Kalau dilihat dari luar, Masjid Kuno Gamel nampak seperti masjid biasanya. Namun, setelah masuk ke dalamnya, maka bagian-bagian utama Masjid Kuno Gamel yang berusia sangat tua masih dipertahankan.
"Zamannya Syaikh Asyufi atau dikenal juga Buyut Asup masjid ini dipugar sehingga jadi lebih besar. Ada 16 tiang (saka)," katanya.
Baca juga: Perlu Pemikiran Segar Kaum Milenial Cegah Radikalisme
Makna Tulisan Rikasara
Selain tulisan aksara arab, pada salah satu kayu penghubung antar tiang di area dalam Masjid Kuno Gamel juga terdapat tulisan rikasara. Di mana menurut Arida, tulisan rikasara adalah aksara asli Cirebon.
Dirinya menerangkan, tulisan rikasara tersebut berbunyi 'Mar Adhi Ngawas, Angmung Ngewalen'. Tulisan itu memiliki arti 'turun langsung raja untuk mengawasi, hanya mengawasi'. Terdapat juga tulian rikasara yang berjumlah tiga baris. Tulisan itu berbunyi 'Bengiye Hadhi Menepis Nata Lawan, Rugaba Bahana Sinagasa Kuwasan Hulih'.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran