INDONESIA memiliki banyak masjid unik dan bersejarah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Selain memiliki fungsi utama sebagai sarana menunaikan sholat dan ibadah lainnya untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, masjid-masjid tersebut juga memiliki cerita trsendiri di baliknya.
Salah satunya adalah Masjid Agung Sang Ciptarasa. Masjid ini terletak di Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat.
Baca juga: Uniknya Masjid Cheng Ho Warisan Budaya Indo-China
Masjid tersebut memiliki bangunan dan arsitektur unik yang sarat dengan sejarah. Pada bagian depan masjid, pagar yang dibangun menggunakan batu bata merah. Kemudian ketika masuk akan disajikan aristektur dari bahan kayu yang memberikan kesan berbeda.
Keunikan lain dari Masjid Agung Sang Ciptarasa juga ada di pintu masuk yang berukuran kecil. Jamaah yang masuk harus mendunduk. Ini sebagai tanda taat dan patuh terhadap perintah Allah Subhanahu wa ta'ala.
"Masjid Agung Sang Ciptarasa ini adalah masjid peninggalan dari Wali Songo. Ini karena posisinya di Jawa Barat, jadi yang lebih dominan Sunan Gunung Jati, wali yang memang ditugaskan di bagian barat Pulau Jawa," jelas Pengurus Masjid Sang Ciptarasa, Ismail, dikutip dari akun Youtube Official iNews, Senin (6/7/2020).
Masjid Agung Sang Ciptarasa dibangun pada 1480 pada masa Sunan Gunung Jati. Konon masjid ini hanya dibangun dalam waktu satu malam oleh 500 pekerja dari beberapa kerajaan, seperti Majapahit, Demak, dan Cirebon.
Meski demikian, Masjid Agung Sang Ciptarasa masih berdiri kokoh sampai sekarang, dan masih menjadi pusat keagamaan warga Cirebon.
Masjid Agung Sang Ciptarasa juga memiliki kebiasaan unik. Setiap Sholat Jumat selalu digelar azan pitu, yakni azan yang dilakukan secara bersamaan oleh tujuh orang muazin berseragam serbaputih.
Dijelaskan, tradisi azan pitu ini dimulai sejak adanya insiden kematian muazin masjid secara misterius setelah mengumandangkan azan.
"Sejak dibangun, beberapa kali selepas muazin mengumandang azan, mereka meninggal secara misterius," kata Pengurus Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Ahmad Hamdan, sebagaimana diberitakan Okezone sebelumnya.
Baca juga: Melihat Sejarah Masjid Laweyan yang Dahulunya Bangunan Pura
Ia mengatakan, setelah berturut-turut adanya insiden tersebut, Sunan Gunung Jati yang menjadi arsitek pembangunan Masjid Agung Sang Ciptarasa bersama para wali lainnya meminta petunjuk kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. ketika itulah dilaksanakan tradisi azan pitu atau azan yang dilakukan tujuh muazin untuk menangkal serangan dari sihir yang tidak menginginkan adanya penyebaran Islam di Cirebon.
"Konon yang mengganggu masyarakat di sana adalah makhluk siluman yang bernama Menjangan Wulung yang bertengger di kubah masjid," ungkapnya.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran