DI dalam kehidupan pastinya akan mengalami kepahitan. Apabila sedang berada di kondisi tersebut janganlah putus asa dan menganggap bahwa hidup tidak ada artinya.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surah Al Baqarah Ayat 155–157:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Artinya: "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS Al Baqarah: 155)
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Artinya: "(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun." (QS Al Baqarah: 156)
أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Artinya: "Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS Al Baqarah: 157)
Baca juga: Cara Mendidik Anak agar Jadi Orang Jujur
Di dalam surah tersebut dijelaskan bahwa manusia harus bersabar dan yakin kepada Allah Subhanahu wa ta'ala bahwa kepahitan sudah diukur semuanya. Manusia yang merasakan kepahitan merupakan orang yang mendapat petunjuk di dalam kehidupan.
Sebagaimana dikutip dari buku 'Ikhtiar Meraih Ridha Allah' karya KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym, Selasa (14/7/2020), terdapat tiga jenis kepahitan dalam hidup, yaitu:
1. Kepahitan di dalam kandungan
Kepahitan yang terjadi ketika manusia masih di dalam kandungan seperti halnya jadwal ujian yang terdapat di sekolah, sudah ditentukan urutannya.
Apabila mucul pertanyaan, bisakah jadwal ujian yang sudah ditentukan tersebut diubah atau ditolak? Maka jawabannya adalah bisa, yaitu dengan cara sedekah dan doa.
Tapi kalau sudah bersedekah dan berdoa, ujian itu tetap terjadi, maka yakinlah bahwa pasti itulah yang terbaik menurut Allah Subhanahu wa ta'ala.
Baca juga: Belajar dari Petugas KRL Kembalikan Rp500 Juta, Ini 4 Hikmah Kejujuran dalam Islam

2. Kepahitan karena keburukan sendiri
Kalau yang pertama ibarat jadwal ujian, maka yang ini ibarat tugas atau pekerjaan rumah (PR) akibat berbuat kesalahan. Cara menyikapinya dengan bertobat. Periksalah diri sendiri, dosa apa yang telah menjadi pengundang masalah maupun musibah. Sesali dan mengaku kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Manusia hendaklah tenang dan tidak menjadikan dosa orang lain sebagai "kambing hitam". Contohnya kecopetan, maka hal yang harus dilakukan adalah introspeksi diri, mengapa copet bisa mengambil dompet. Jangan malah memikirkan copetnya sehingga lupa introspeksi diri dan berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
"Siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tak disangka-sangkanya." (QS Ath-Thalq: 2–3)
Baca juga: Besok dan Lusa Matahari Tepat di Atas Kakbah, Begini Cara Cek Arah Kiblat
3. Kepahitan untuk mengangkat derajat
Kepahitan yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala untuk mengangkat derajat seperti halnya orang yang memilki banyak kepahitan, sesungguhnya dosa-dosa mereka sudah bersih, tetapi Allah Ta'ala memberikan ujian untuk mengangkat derajatnya lebih tinggi.
Baca juga: Hukum dan Waktu Melaksanakan Puasa Arafah
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya seseorang yang akan diberi kedudukan yang tinggi di sisi Allah, sedangkan ia tidak dapat mencapai amal itu dengan amalnya, maka Allah terus-menerus mengujinya dengan kesulitan dan kesusahan yang ia tidak menyukainya, sehingga ia dapat mencapai kedudukan tinggi tersebut."

Kepahitan yang tercipta pada dasarnya tidak boleh disesali, manusia hanya perlu bersyukur dan banyaklah berserah diri kepada Allah Ta’ala.
Semoga Allah Subhanahu wa ta'ala meridai setiap Muslim pada hari habisnya waktu untuk mampir di dunia ini. Bisa kapan saja, di mana saja, dan dengan cara apa saja.
Kemudian semoga semua Muslimin diperkenankan berjumpa dengan Dia Yang Mahapencipta dan Pemilik Seluruh Alam ini.
Baca juga: Kasus Covid-19 Masih Tinggi, MUI Ingatkan Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Artinya: "Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: 'Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa.' Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang salih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya." (QS Al Kahf: 110)
(Hantoro)