TIMOR Leste belum lama berdiri. Negara ini baru merdeka pada 2002 usai memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sejak masa rekonsiliasi dengan mengambil langkah menjadi negara baru, Timor Leste dapat hidup dalam suasana penuh kerukunan dan toleransi.
Sebuah rumah ibadah di ibu kota Dili menjadi salah satu daya tarik sejak masa referendum hingga sekarang. Rumah ibadah tersebut adalah Masjid An Nur.
Baca juga: Kubah Masjid Bersejarah Hancur Tersambar Petir
Masjid ini terletak di Rua de Campo Alor (Jalan Kampung Alor), Kota Dili, Timor Leste. Masjid An Nur terdiri dari dua lantai. Lantai bawah sebagai tempat sholat, sementara lantai atas menjadi ruang sekolah.
Di bagian tengah Masjid An Nur terdapat ruang terbuka. Bagian ini membuat masjid terlihat sangat nyaman untuk dijadikan tempat ibadah maupun istirahat bagi siapa pun yang singgah.
Masjid An Nur dijadikan oleh masyarakat untuk berlindung dari konflik atau krisis yang berkecamuk pada 1999 dan tempat perjuangan politik untuk mengusir Portugis.
Muhammad Ramadan, salah satu Muslim di Timor Leste, menuturkan Masjid An Nur yang terletak di Kampung Alor menjadi saksi bisu tingginya penghormatan masyarakat Timor Leste terhadap Islam.
Ketika Timor Leste dilanda krisis pada 1999, banyak rakyat mengungsi dan mencari perlindungan ke Masjid An Nur. Mereka yang mengungsi tidak hanya berasal dari kalangan Muslim, tapi juga non-Muslim.
Baca juga: Masjid Koutobia di Maroko, Penuh Sejarah Berciri Menara Tinggi Menjulang
"Saat itu kekacauan dan pembunuhan terjadi di mana-mana. Namun, mereka yang berada di dalam Masjid (An-Nur) aman. Di sini rumah ibadah memang sangat dihormati," ungkap Ramadan, dinukil dari iNews.id, Kamis (23/7/2020).
Sementara tokoh-tokoh Muslim di Timor Timur di antaranya ada Haji Salim bin Said Al Katiri, Hedung bin Abdullah, dan Sya'ban Joaqim. Mereka memiliki hubungan yang baik dengan Pemerintah Indonesia.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran