DI Desa Tuban, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, ada sebuah masjid yang memiliki nilai sejarah tinggi. Namanya adalah Masjid Al Yahya. Ini merupakan salah satu masjid tertua di Gondangrejo, bahkan di Karanganyar.
Terdapat cerita menarik yang di balik berdirinya Masjid Al Yahya Gondangrejo Karanganyar yang dahulu dikenal sebagai Masjid Kalioso Seberang Kidul tersebut.
Baca juga: Masjid Bersejarah Era Kekaisaran Ottoman di Yunani Dilempari BatuÂ
Masjid Al Yahya dibangun oleh seorang kiai bernama Yahya yang merupakan putra dari Kiai Haji M Qarib pada masa Wali Songo di tengah hutan.
Salah satu keturunan KH Yahya yang sekaligus Takmir Masjid Al Yahya yakni Nurdiatma bercerita jika dulunya masjid tersebut berupa surau yang dibangun oleh KH M Qarib yang merupakan ayah dari KH Yahya di dekat Sungai Cemara.
Konon katanya saat itu wilayah Gondangrejo dan sekitarnya masih berupa hutan lebat. Seiring berjalannya waktu, KH Yahya berinisiatif untuk membesarkan surau tersebut menjadi sebuah masjid.
Keunikan ada di dalam bangunan Masjid Al Yahya yang terdapat pilar-pilar dari batang pohon besar. Pilar dan kayu penyangga lainnya tersebut masih kukuh berdiri hingga kini.
Ketika dilakukan renovasi, perubahan hanya di luar masjid tanpa mengubah sedikit pun konstruksi di dalam bangunan utama.
"Sebenarnya kayunya itu dari mana, kami juga tidak tahu. Tapi katanya dulu kalau kayu itu datang melalui aliran sungai dan diambil untuk kemudian dijadikan pilar masjid. Mungkin itu cara zaman dulu karena transportasi untuk mengangkut kayu belum seperti saat ini," ungkap Nurdiatma, dikutip dari Solopos, Jumat (7/8/2020).
Baca juga: Jarang Diketahui, Ini 3 Masjid Bersejarah dan Ikonik di LebanonÂ
Masjid Al Yahya juga memiliki kaitan dengan Masjid Kalioso Seberang Lor Kali yang didirikan oleh Kiai Abdul Jalal yang merupakan kakek dari KH Yahya dan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Pasalnya, dahulu keduanya berkontribusi dalam pencarian salah satu pangeran keraton yang sempat hilang di Alas Krendowahono.
"Dulu itu surau cuma ada dua. Di sini semua masih hutan semua. Nah saat itu, ada pangeran yang hilang dan Keraton meminta Mbah Abdul Jalal dan Mbah Yahya untuk mencarinya. Setelah ketemu, masjid tersebut kemudian dibantu oleh keraton sebagai hadiah karena jasa beliau berdua," jelas dia.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran