Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Remaja Wanita Berdarah Minang Ini Menjadi Guru Mengaji di Amerika Serikat

Agregasi VOA , Jurnalis-Selasa, 11 Mei 2021 |03:00 WIB
Remaja Wanita Berdarah Minang Ini Menjadi Guru Mengaji di Amerika Serikat
Alya Sarah Lawindo. (Foto: Yotube Channel VOA)
A
A
A

MARYLAND - Remaja wanita berdarah Minangkabau, Sumatera Barat  Alya Sarah Lawindo (19) setiap akhir pekan selalau  mengajari anak-anak belajar mengaji secara virtual, dari rumahnya di Arlington negara bagian Virginia, Amerika Serikat.

Dia tak seperti kebanyakan remaja lainnya di negeri Paman Sama tersebut. Alya mengatakan, bahwa ibundanya dari dulu pernah jadi guru mengaji di madrasah sudah bertahun-tahun.

"Dan pas Alya sudah remaja, Alya mikir udah waktunya buat ngajarin anak, apalagi di komunitas Muslim Indonesia di Amerika sini,” ujar Alya kepada VOA.

Lahir dan besar di AS tidak membuat Alya Sarah Lawindo sebagai diaspora generasi kedua tidak terlepas dari nilai-nilai Indonesia. Dia  menunjukkan kepeduliannya dengan menjadi relawan madrasah dalam komunitas Indonesia.

Baca Juga: Lailatul Qadar Malam ke-29, Itikaf Bisa Menjadi Makruh Bila Abaikan Hal Berikut Ini

Murid-murid yang diajarinya berusia lima hingga 12 tahun, seperti Souma. “Dia baik… sabar… dan cantik,” kata bocah lima tahun ini kepada VOA.

Menjadi relawan madrasah telah dijalani Alya sejak lima tahun lalu.“Yang paling besar reward-nya jadi guru ngaji itu bisa lihat improvement anak-anak. Bulan pertama ngaji masih agak kaku, atau masih belajar tadjwid-nya. Pas sudah selesai, bisa keluar, bisa move on ke kelas yang berikutnya.”

Ketekunan Alya dalam menjadi relawan, diakui oleh IMAAM, organisasi yang mengelola madrasah, dengan memberinya Penghargaan Relawan Muda pada 2019.

Lestarikan Budaya Minang

Selain mengajar sukarela, mahasiswi S1 Hubungan Internasional di American University ini juga aktif melestarikan seni budaya Minang bersama Rumah Gadang USA. Sanggar itu didirikan pada 2007 oleh kedua orangtuanya yang berasal dari Sumatera Barat.

Sang Ayah, Muhammad Afdal, mengatakan, “Alhamdulilah waktu kita pertama kali (dirikan), Alya sangat berminat sekali karena waktu kecil kita kemana-mana selalu putar lagu Minang, di rumah pun kalau ada video, putar video Minang.”

Menurutnya penting untuk meneruskan budaya agar tidak luntur. “Saya melihat ini kalau kita tidak kenalkan, kita akan kehilangan generasi, mereka akan hanya kenal budaya Amerika saja,” tambah laki-laki yang berasal dari kabupaten Agam ini.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement