BEBERAPA waktu belakangan publik dihebohkan paham childfree atau memutuskan tidak ingin memiliki anak setelah menikah. Lantas bagaimana hukumnya menurut Islam?
Dikutip dari Muslim.or.id, dai muda Ustadz dr Raehanul Bahraen M.Sc Sp.PK menerangkan bahwa konsep childfree tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sangat banyak alasannya, di antaranya:
BACA JUGA:Bukan Childfree, Begini 6 Cara Menghambat Penuaan
1. Mempunyai anak fitrah manusia
Mempunyai anak adalah fitrah manusia. Kemudian kebahagiaan orangtua adalah memiliki anak. Betapa banyak pasangan yang sampai saat ini berusaha memiliki anak.
Mereka bahkan rela mengorbankan apa saja untuk berobat agar memiliki anak. Pasangan yang ini tentu saja sedih hidup mereka belum dikarunai anak.
Anak-anak adalah permata hati dan kebahagiaan bagi orangtua. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَاْلأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَئَابِ
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, berupa wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (QS Ali ‘Imran Ayat 14)
Para nabi ada yang belum dikaruniai anak sampai berumur tua. Seperti Nabi Ibrahim dan Zakaria ‘alaihimassalam.
Mereka tentu sedih jika tidak mempunyai anak dan yang meneruskan generasi dan gen mereka di muka bumi. Mereka pun berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar dikaruniai anak dan Allah Ta’ala mengabulkannya.
Perhatikan doa Nabi Zakaria ‘alaihissalam berikut ini:
وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَى رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْداً وَأَنتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَْ
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ
"Dan (ingatlah kisah) Zakaria, ketika dia menyeru Tuhannya, 'Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik.' Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung." (QS Al Anbiya': 89–90)
2. Memiliki anak dan mendidiknya termasuk sunnah
عن أنس بن مالك قال كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَأْمُرُ بِالبَاءَةِ وَيَنْهَى عَنِ التَّبَتُّلِ نَهْيًا شَدِيْدًا وَيَقُوْلُ تَزَوَّجُوْا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ فَإِنِّي مُكَاثِرُ الْأَنْبِيَاءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk menikah dan melarang keras untuk membujang dan berkata, 'Nikahilah wanita yang sangat penyayang dan yang mudah beranak banyak karena aku akan berbangga dengan kalian di hadapan para nabi pada hari kiamat." (HR Ibnu Hibban. Lihat Al-Irwa’ nomor 1784)
BACA JUGA:Childfree Meningkat, Ulama: Mereka Meremehkan Rezeki Allah SWT
3. Banyak anak adalah karunia
Terlalu banyak dalil perintah agar umat manusia memiliki dan memperbanyak keturunan. Salah satunya bahwa jumlah keturunan yang banyak adalah karunia. Sehingga, Kaum Nabi Syu’aib ‘alaihissalam diperingatkan tentang karunia mereka, yaitu jumlah yang banyak padahal dahulunya sedikit:
وَاذْكُرُواْ إِذْ كُنتُمْ قَلِيلاً فَكَثَّرَكُمْ
"Dan ingatlah di waktu dahulu kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu." (QS Al A'raf: 86)
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News