Share

Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 261: Infak di Jalan Allah Akan Dibalas Berlipat Ganda

Hantoro, Jurnalis · Selasa 02 Mei 2023 16:22 WIB
https: img.okezone.com content 2023 05 02 330 2806881 tafsir-surat-al-baqarah-ayat-261-infak-di-jalan-allah-akan-dibalas-berlipat-ganda-EsxoNkJMyH.jpg Ilustrasi tafsir Surat Al Baqarah Ayat 261. (Foto: Freepik)

TAFSIR Surat Al Baqarah Ayat 261 sangat menarik diketahui kaum Muslimin. Diketahui bahwa Al Baqarah memiliki arti Sapi Betina. Ini merupakan surat ke-2 dalam kitab suci Alquran.

Surat Al Baqarah terdiri dari ayat 1–286. Kemudian termasuk golongan surat Madaniyyah atau turun di Kota Madinah, Arab Saudi.

Isi Surat Al Baqarah Ayat 261

مَثَلُ الَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ اَمۡوَالَهُمۡ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنۡۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِىۡ كُلِّ سُنۡۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍؕ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنۡ يَّشَآءُ ؕ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيۡمٌ

Arab latin: Masalul lazeena yunfiqoona amwaalahum fee sabeelil laahi kamasali habbatin ambatat sab'a sanaabila fee kulli sumbulatim mi'atu habbah; wallaahu yudaa'ifu limai yashaaa; wallaahu Waasi'un 'Aleem.

Artinya: "Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui." (QS Al Baqarah (2): 261)

Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 261

Dilansir Alquran Digital Okezone, dijelaskan bahwa hubungan antara infak dengan hari akhirat erat sekali. Seseorang tidak akan mendapat pertolongan apa pun dan dari siapa pun pada hari akhirat, kecuali dari hasil amalnya sendiri selama hidup di dunia, antara lain amal berupa infak di jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Betapa mujurnya orang yang suka menafkahkan hartanya di jalan Allah Ta'ala, orang tersebut seperti seorang yang menyemaikan sebutir benih di tanah yang subur. Benih itu menumbuhkan sebatang pohon, dan pohon itu bercabang menjadi 7 tangkai, setiap tangkai menghasilkan buah, dan setiap tangkai berisi 100 biji, sehingga benih yang sebutir itu memberikan hasil sebanyak 700 butir.

Ini berarti 700 ratus kali lipat. Bayangkan, betapa banyak hasilnya apabila benih yang ditanamnya itu lebih dari sebutir. 

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Penggambaran seperti yang terdapat dalam ayat ini lebih baik, daripada dikatakan secara langsung bahwa, "Benih yang sebutir itu akan menghasilkan 700 butir." Sebab penggambaran yang terdapat dalam ayat tersebut memberikan kesan bahwa amal kebaikan yang dilakukan oleh seseorang senantiasa berkembang dan ditumbuhkan oleh Tuhan sedemikian rupa, sehingga menjadi keuntungan yang berlipat ganda bagi orang yang melakukannya, seperti tumbuh kembangnya tanaman yang ditanam oleh seseorang pada tanah yang subur untuk keuntungan penanamnya.

Pengungkapan tentang perkembangan yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan seperti yang digambarkan dalam ayat ini telah membangkitkan minat para ahli tumbuh-tumbuhan untuk mengadakan penelitian dalam masalah itu.

Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa sebutir benih yang ditanam pada tanah yang baik dan menumbuhkan sebatang pohon, pada umumnya menghasilkan lebih dari setangkai buah, bahkan ada yang berjumlah lebih dari 50 tangkai. Jadi, tidak hanya setangkai saja. Setiap tangkai berisi lebih dari satu biji, bahkan kadang-kadang lebih dari 60 biji.

Dengan demikian jelas bahwa penggambaran yang diberikan ayat tadi bahwa sebutir benih dilipatgandakan hasilnya sampai menjadi 700 butir, bukanlah suatu penggambaran yang berlebihan, melainkan adalah wajar, dan sesuai dengan kenyataan.

Atas dasar tersebut, dapat dikatakan bahwa makin banyak penyelidikan ilmiah dilakukan orang, dan makin tinggi ilmu pengetahuan dan teknologi umat manusia, makin tersingkaplah kebenaran yang terkandung dalam kitab suci Alquran, baik mengenai benda, tumbuh-tumbuhan, hewan, ruang angkasa, dan sebagainya.

Banyak riwayat yang berasal dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam yang menggambarkan keberuntungan orang-orang yang menafkahkan harta bendanya di jalan Allah, untuk memperoleh keridaan-Nya dan untuk menjunjung tinggi agama-Nya. Di antaranya ialah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

Dari Ibnu Mas'ud, bahwa ia berkata, "Seorang lelaki telah datang membawa seekor unta yang bertali di hidungnya ) lalu orang tersebut berkata, "Unta ini saya nafkahkan di jalan Allah". Maka Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda, "Dengan nafkah ini, Anda akan memperoleh di akhirat kelak tujuh ratus ekor unta yang juga bertali di hidungnya." (Riwayat Muslim)

Pada akhir ayat ini disebutkan dua sifat di antara sifat-sifat-Nya, yaitu Maha Luas dan Maha Mengetahui. Maksudnya, Allah Maha Luas rahmat-Nya kepada hamba-Nya; karunia-Nya tidak terhitung jumlahnya.

Dia Maha Mengetahui siapakah di antara hamba-hamba-Nya yang patut diberi pahala yang berlipat-ganda, yaitu mereka yang suka menafkahkan harta bendanya untuk kepentingan umum, untuk menegakkan kebenaran, dan untuk kepentingan pendidikan bangsa dan agama, serta keutamaan-keutamaan yang akan membawa bangsa kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Apabila nafkah-nafkah semacam itu telah menampakkan hasilnya untuk kekuatan agama dan kebahagiaan bangsa, maka orang yang memberi nafkah itu pun akan dapat pula menikmatinya baik di dunia atau di akhirat nanti.

Ajaran Islam mengenai infak sangat tinggi nilainya. Selain mengikis sifat-sifat yang tidak baik seperti kikir dan mementingkan diri sendiri, infak juga menimbulkan kesadaran sosial yang mendalam, bahwa manusia senantiasa saling membutuhkan, dan seseorang tidak akan dapat hidup seorang diri.

Sebab itu harus ada sifat gotong-royong dan saling memberi sehingga jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin dapat ditiadakan, persaudaraan dapat dipupuk dengan hubungan yang lebih akrab.

Menafkahkan harta di jalan Allah, baik yang wajib seperti zakat, maupun yang sunah seperti sedekah yang dimanfaatkan untuk kesejahteraan umat, untuk memberantas penyakit kemiskinan dan kebodohan, untuk penyiaran agama Islam dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan adalah sangat dituntut oleh agama, dan sangat dianjurkan oleh syara'.

Sebab itu, banyak sekali ayat-ayat Al-Qur'an yang membicarakan masalah ini, serta memberikan dorongan yang kuat dan memberikan perumpamaan yang menggambarkan bagaimana beruntungnya orang yang suka berinfak dan betapa malangnya orang yang tidak mau menafkahkan hartanya.

Demikian pembahasan mengenai tafsir Surat Al Baqarah Ayat 261 tentang keutamaan sedekah. Wallahu a'lam bisshawab

1
3
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini