PAKAI cara unik, Abu Nawas tidak bisa dikelabui seorang pembohong. Ceritanya bermula ketika itu pria bernama lengkap Abu Ali al Hasan bin Hani al Hakami itu kaget setelah suasana santainya buyar saat sahabat-sahabatnya berkunjung ke rumah.
Mereka mengajak Abu Nawas ke sebuah hutan wisata yang indah di pinggir Kota Baghdad. Mereka berangkat dengan menaiki keledai masing-masing. Suasana sepi mulai mereka rasakan saat berada di ujung jalan.
Di ujung jalan tersebut terdapat pertigaan. "Setahu saya, salah satu dari jalan ini menuju ke tempat tujuan kita, tapi jalan yang satunya menuju hutan dengan hewan-hewan buas," ucap salah seorang teman Abu Nawas bernama Solhan seperti dikutip dari laman nu.or.id.
"Kamu tahu enggak jalan ke hutan wisata tujuan kita?" tanya Abdurrahman sahabat Abu Nawas lainnya.
"Itu dia, saya enggak tahu," jawab Solhan.
"Wah, bahaya kalau memilih jalan yang salah. Bisa-bisa kita enggak kembali ke rumah," ujar Abdurrahman.
"Tunggu, saya punya dua sahabat di dekat daerah ini," ungkap Zain sahabat Abu Nawas lainnya.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News
Abu Nawas masih diam seribu bahasa. Zain mengatakan, dua sahabatnya itu saudara kembar. Tidak ada seorang pun yang bisa membedakan keduanya karena wajahnya sangat mirip.
Teman yang satu selalu berkata jujur, sedangkan yang lainnya selalu berkata bohong. Mereka hanya mau menjawab satu pertanyaan.
"Apakah engkau mengenali salah satu dari mereka yang selalu berkata benar?" tanya Abu Nawas.
"Tidak," jawab Zain singkat.
Mereka berangkat menuju rumah yang dihuni dua saudara kembar tersebut. Setelah pintu dibuka, maka keluarlah salah seorang dari dua saudara kembar itu.
"Maaf, kalian hanya boleh mengajukan satu pertanyaan. Tidak boleh lebih," katanya.
Majulah Abu Nawas menghampiri salah seorang saudara kembar itu, dan berbisik. Orang tersebut pun menjawab dengan cara berbisik pula kepada Abu Nawas. Abu Nawas kemudian mengucapkan terima kasih dan segera mohon diri.
"Hutan yang kita tuju ada di jalan sebelah kanan," tutur Abu Nawas kepada para sahabatnya.
"Bagaimana kau bisa memutuskan harus menempuh jalan sebelah kanan? Sedangkan kita tidak tahu apakah orang yang kita tanya itu orang yang selalu berkata jujur atau yang selalu berkata bohong?" tanya Solhan ke Abu Nawas.
"Tadi aku bertanya, apa yang akan dikatakan saudaramu bila aku bertanya jalan yang mana menuju hutan wisata?" ucap Abu Nawas.
(4)
Dikarenakan masih belum mengerti juga, maka Abu Nawas menjelaskan.
"Tadi aku bertanya: Apa yang akan dikatakan saudaramu bila aku bertanya jalan yang mana yang menuju hutan yang indah?"
Jika jalan yang benar itu sebelah kanan dan bila orang itu kebetulan yang selalu berkata benar maka ia akan menjawab: Jalan sebelah kiri, karena ia tahu saudara kembarnya akan mengatakan jalan sebelah kiri sebab saudara kembarnya selalu berbohong.
Bila orang itu kebetulan yang selalu berkata bohong, maka ia akan menjawab: Jalan sebelah kiri, karena ia tahu saudara kembarnya akan mengatakan jalan sebelah kiri sebab saudara kembarnya selalu berkata benar.
Wallahu a'lam bisshawab.Â
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.