Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ibnu Battuta: Ilmuwan Muslim Penemu 300 Jalur Pelayaran Modern, Pernah Mengunjungi Indonesia

Hantoro , Jurnalis-Sabtu, 27 Mei 2023 |08:04 WIB
Ibnu Battuta: Ilmuwan Muslim Penemu 300 Jalur Pelayaran Modern, Pernah Mengunjungi Indonesia
Ilustrasi Ibnu Battutah ilmuwan Muslim penemu ratusan jalur pelayaran modern. (Foto: YouTube Qaf Media Channel)
A
A
A

IBNU Battuta merupakan salah satu ilmuwan Muslim paling berpengaruh di dunia. Ia dikenal sebagai penemu 300 jalur pelayaran modern.

Ibnu Battuta atau Muhammad bin Batutah memiliki nama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah Al-Lawati At-Tanji bin Batutah. Dia adalah seorang alim Maroko yang pernah berkelana ke berbagai pelosok dunia pada abad pertengahan.

Info grafis ilmuwan Muslim paling berpengaruh di dunia. (Foto: Okezone)

Ibnu Battuta disebut-sebut sebagai penjelajah terbesar sepanjang sejarah dunia, tapi sayangnya jarang tersorot dalam bidang pendidikan. Impian sejak masa muda yang ingin menjelajah dunia membuatnya sukses mengunjungi 44 negara dengan daya jelajah lebih dari 120.000 kilometer.

Kisah Ibnu Battuta dimulai sejak masa muda. Impiannya yang ingin menjelajah dunia dimulai sejak usia 21 tahun yang ingin pergi haji. Ia pergi dari tanah kelahirannya di Maroko menuju Makkah dengan menunggangi seekor keledai untuk pergi bersamanya. Selain pergi haji, dia juga memiliki keinginan lain memperdalam ilmu agama serta mengunjungi negeri Islam lainnya. 

Di tengah perjalanan, dirinya bertemu rombongan lain yang sesama muslim yang ingin pergi haji yang memilih rute lebih jauh, tetapi Ibnu Batutah tetap mengikuti rombongan tersebut karena tujuannya yang ingin mengunjungi negara lainnya.

Dikutip dari YouTube Qaf Media Channel, rute yang dilalui Ibnu Batutah yaitu sekaligus mendatangi Aljazair, Tunisia, lalu Mesir. Di Kairo, Mesir, tempat yang dijuluki sebagai "Kota Indah dan Megah" itu Ibnu Batutah mempelajari serta mendalami ilmu agama dari ulama-ulama besar.

Rencana rute melalui Laut Merah harus diubah karena kapal di sana dihancurkan setelah adanya perang penduduk lokal, sehingga harus memutar melalui Kota Syam (kini Palestina). Di Syam tersebut Ibnu Battuta mengunjungi Baitul Maqdis.

Setelah mendatangi Baitul Maqdis, Ibnu Battuta melanjutkan menuju Kota Damaskus yang saat itu dikenal sebagai pusat perekonomian, pusat pengetahuan, serta pusat kekuasaan. Di kota itu ia mempelajari ilmu dari Ibnu Taimiyah. 

Setelah itu, Ibnu Battuta melanjutkan pergi menuju Kota Madinah dengan jarak 1.320.000 km. Ditempuh 60 hari perjalanan dengan cuaca yang sangat ekstrem.

Sampai di Madinah, Ibnu Battuta langsung menuju Masjid Nabawi serta mengunjungi Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam serta para sahabatnya. Setelah 4 hari di Madinah, ia melanjutkan menuju Makkah untuk pergi haji pertamanya.

Setelah haji inilah perjalanan mengelilingi dunia baru dimulai. Ibnu Battuta menuju Timur Tengah untuk mengunjungi peradaban Islam lainnya, salah satunya negara Turki. Setelah itu, beliau melanjutkan perjalanan menuju timur ke negara India, China, lalu menuju ke tenggara yaitu Indonesia.

Ibnu Battuta sempat mengunjungi Kerajaan Samudera Pasai (kini Aceh). Di Aceh, ia takjub dengan ketekunan ibadah Sultan Al Malikul Zahir.

Impian masa mudanya menjadikan dirinya sebagai penjelajah terbesar dalam sejarah Islam dan dunia karena menjelajah dunia selama 30 tahun akhirnya terwujud.

Allahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement