MENGULIK sejarah dan keistimewaan Jabal Uhud, gunung yang dikunjungi Aaliyah Massaid saat umrah. Jabal Uhud bukan gunung biasa. Jabal Uhud sarat akan nilai dan makna spiritual dan sejarah Islam.
Ada yang menyebut Jabal Uhud sebagai bukit, ada juga yang menyebutnya gunung. Secara harfiah, jabal merujuk kepada kata gunung.

Jabal Uhud memiliki tinggi sekira 1.050 meter. Lokasinya sekira 4,5 kilometer di sebelah utara Kota Madinah, Arab Saudi. Panjangnya 7 km dan terdiri dari batu-batuan granit, marmer merah, serta batu-batu mulia.
Jabal Uhud memang tampak seperti gunung yang menyendiri, tidak tersambung dengan gunung lainnya. Maka itu, nama Jabal Uhud diberikan yang berarti gunung menyendiri.
Sebagai tempat ziarah, kondisi Jabal Uhud saat ini tentunya sudah berbeda dengan masa lalu. Sekarang jamaah haji dan umrah yang datang umumnya hanya sampai Gunung Arrimah.
Di lokasi ini juga terdapat Makam Syuhada Uhud. Lokasinya dipagar secara rapat. Selain itu, dilapisi kaca plastik tipis sehingga tidak bisa dilihat terlalu jelas dalamnya.
Ini merupakan tempat pemakaman bagi 70 sahabat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam yang gugur pada Perang Uhud.
Sejarah Jabal Uhud
Ada sebuah peta terpampang di dinding area Jabal Uhud. Peta tersebut kurang lebih menceritakan alur pergerakan Perang Uhud.
Perang ini terjadi pada 15 Syawal tahun 3 Hijriah. Pertempuran terkenal dengan nama Perang Uhud.
Dalam lembah yang berada di kaki Gunung Uhud pernah terjadi sebuah perang dahsyat antara kaum Muslimin yang berasal dari Madinah yang dipimpin Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dengan kaum musyrikin Quraisy dari Makkah.
Soal jumlah pasukan kaum Muslimin yang ikut berperang sangat timpang. Awalnya ada 1.000 orang, tetapi ada sejumlah orang-orang munafik yang ikut perang tersebut mengundurkan diri dan kembali ke Madinah.
Alhasil, total pasukan yang dipimpin Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam berjumlah 700 orang. Sementara musuh terdiri dari 3.000 orang musyrikin Quraisy.
Terjadilah pertempuran hebat. Dalam peperangan tersebut, kaum Muslimin sebenarnya telah meraih kemenangan dan kaum musyrikin lari pontang-panting.
Namun, para pemanah yang berada di atas Gunung Arrimah tergoda melihat barang-barang berharga yang ditinggalkan kaum musyrikin. Akhirnya, para pemanah ini meninggalkan posnya.
Mereka turun dari bukit hingga lupa pesan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam agar tidak pernah meninggalkan bukit tersebut. Semuanya turun, kecuali sang komandan Abdullah bin Jabir dan enam pemanah lainnya.
Alhasil, melihat situasi itu Khalid bin Walid (komandan Quraisy saat itu dan belum masuk Islam) memanfaatkan keadaan membawa pasukan berbelok dari arah belakang pasukan Islam. Pasukan Muslim pun mengalami kekalahan yang tidak sedikit.
Korban dari kaum Muslimin pun berjatuhan. Perang Uhud ini menggugurkan 70 sahabat Nabi Shallallahu alaihi wassallam, termasuk tujuh pahlawan Uhud.
Hal yang paling membuat Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam terpukul dan sedih adalah gugurnya sang paman Hamzah bin Abdul Mutholib.
Keutamaan Jabal Uhud
Ada beberapa kutamaan Jabal Uhud. Pertama, Jabal Uhud merupakan gunung yang ada di surga. Jika ingin melihat bukit yang ada di surga, maka berziarahlah ke Bukit Uhud sebagaimana Nabi Shallallahu alaihi wassallam bersabda: "Bukit Uhud adalah salah satu dari bukit-bukit yang ada di surga." (HR Bukhari)
Kedua, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam mencintai Jabal Uhud. "Gunung Uhud adalah gunung yang mencintai kami dan kami juga mencintainya." (HR Bukhari)
Jabal Uhud pernah bergetar ketika Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam berjalan di atasnya bersama Abu Bakar, Umar, dan Utsman radhiyallahu anhu.
Ketika itu Nabi Shallallahu alaihi wassallam mengentakkan kaki dan berkata: "Diamlah engkau Uhud, di atasmu sekarang ada Rasulullah dan orang yang selalu membenarkannya (Abu Bakar radhiyallhu anhu) dan dua orang yang akan mati syahid (Umar bin Khattan dan Utsman bin Affan)."
Seketika Gunung Uhud pun diam menaati ucapan Nabi Shallallahu alaihi wassallam. Dari riwayat ini bisa disimpulkan betapa cintanya Jabal Uhud kepada Rasulullah. Terbayang, gunung saja sangat gembira ketika Nabi menginjaknya.
Demikian penjelasan ringkas mengenai sejarah dan keistimewaan Jabal Uhud. Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)