HALAMAN depan Masjid Istiqlal di Jakarta Pusat terlihat berbeda tak seperti biasanya. Pukul 15.00 WIB, Senin (20/5/2019), puluhan pedagang makanan tampak sibuk mengatur meja dan kursi kayu, meski paparan sinar matahari menusuk tulang mereka.
Di pojok kanan halaman, Fajar, 34 tahun, dan anaknya duduk terdiam. Sesekali ia menyeka keringat dengan sepucuk kain usang yang diambil dari balik kantung celananya.
Raut wajah pria yang bekerja sebagai penjual bakpao itu terlihat lelah. Di sisi kanan, si buah hati sedang asyik menonton film kartun dari telpon genggam milik sang ayah.
Saat ditemui Okezone di Masjid Istiqlal, ia tak mampu menahan tangis saat mencurahkan isi hatinya. "Tahun ini yang beli sepi mas, karena ada renovasi lahan parkir itu," tutur Fajar seraya menunjuk sebuah papan area yang ditutupi triplek dan seng.
Sejak awal Ramadan, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Rumah Rakyat, telah sepakat untuk merenovasi lahan parkir di halaman Masjid Istiqlal. Renovasi ini diprediksi memakan waktu selama kurang lebih 10 bulan, dan rampung pada Maret 2020.
Namun siapa sangka, kegiatan tersebut ternyata berimbas pada para pedagang kaki lima yang sudah bertahun-tahun berjualan di Masjid Istiqlal, sepanjang bulan Ramadan .
Sembari memasukkan bakpao ke dalam tungku, Fajar melanjutkan kisah sendunya. Pria berambut ikal itu mengaku pasrah dan tak bisa berbuat banyak.
"Tahun lalu, bakpao saya bisa laku sampai ratusan, karena yang datang banyak. Tempat parkir itu kan bisa menampung ratusan mobil. Sekarang mau jual 50 buah bakpao saja sulitnya setengah mati," ungkap Fajar lirih.
Hal senada juga diakui oleh Tayana, 53 tahun. Penjual gorengan berdarah Sunda ini merasa kecewa dengan keputusan pemerintah.
"Kenapa harus direnovasi saat bulan puasa? Sudah tahu bakal banyak orang yang datang ke masjid. Mestinya sehabis lebaran sekalian kalau mau renovasi," ujar Tayana.
Berbalut rasa sedih dan kekecewaan teramat dalam, Fajar dan Tayana tetap setia menjajakan dagangan mereka di Masjid Istiqlal. "Mau gimana lagi mas, hanya dari hasil jualan makanan ini saya bisa bertahan hidup," tutup Fajar.
(Renny Sundayani)