Mengenal Masjid Adelaide, Tertua di Negeri Kanguru

Leonardus Selwyn Kangsaputra, Jurnalis
Kamis 16 Januari 2020 15:51 WIB
Indahnya Masjid Adelaide (Foto: Trip Advisor)
Share :

Masjid Adelaide menjadi masjid tertua yang pertama kali dibangun di Kota Australia. Masjid ini didirikan pertama kali pada 1888-1889, yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan spiritual para pedagang unta dan pedagang muslim yang bekerja di wilayah Australia Selatan. Masjid ini pertama kali dibangun dengan dua dinding alami dan beratapkan rumbia.

Masjid Adelaide dibangun oleh penggembala unta di Hergott Springs (Marree). Bangunan dengan konsep terbuka ini memiliki kolam di sebelahnya untuk keperluan mencuci dan salat. Bangunan Masjid Adelaide mencerminkan bangunan-bangunan di tempat asal unta berada seperti Afghanistan, Baluchistan, dan barat laut India.

 

Inisiator pertama berdirinya Masjid Adelaide adalah Hadji Mullah Merban. Hadji Mullah bekerja dengan tim penggembala unta yang membawa bahan-bahan dan pasokan untuk Overland Telegraph Line pada 1872.

Dia merupakan salah satu dari penggembala unta pertama yang tiba di Australia Selatan pada 1865. Saat kembali ke Adelaide, Hadji Mullah menginginkan tempat di mana para penggembala unta dapat mempraktikkan ajaran Islam.

Dilansir dari laman resmi Pemerintah Adelaide, Adelaidia, Kamis (16/1/2020), Abdul Wade dari distrik Quetta Afghanistan menjadi wali dan pembangun masjid ini. Dia adalah seorang pedagang unta di daerah Bourke di pedalaman New South Wales.

Pendanaan dikumpulkan melalui sumbangan dari komunitas muslim kecil. Rencana untuk mendirikan Masjid Adelaide disetujui oleh Dewan Kota Adelaide pada 1887.

Tahap pertama pembangunan memakan waktu selama dua tahun untuk diselesaikan. Bangunan sederhana itu terbuat dari batu bata dan batu berukuran panjang 11,3 meter dan lebar 7,6 meter beserta tinggi sekira 5,5 meter. Hadji Mullah menjadi penjaga pertama di masjid tersebut. Ia dan istrinya tinggal di pondok yang terletak di halaman masjid.

 

Pondok-pondok yang berdekatan memberi perlindungan dan akomodasi bagi unta-unta. Empat menara ditambahkan ke masjid pada 1903. Pada tahun-tahun berikutnya karena jumlah penggembala unta berkurang dan banyak yang kembali ke negara asal mereka, Masjid Adelaide mengalami kerusakan. Namun imigran dari Eropa dan Indonesia kembali mengisi populasi muslim di sana setelah Perang Dunia II.

Para imigran Bosnia pada 1952 menemukan 'pria bersurban’ dengan usia termuda 87 tahun dan yang tertua 117 tahun. Sedangkan para pria yang lebih muda tampaknya merawat unta-unta tua sampai mereka mati. Mereka pun akhirnya mulai membetulkan kembali Masjid Adelaide.

Saat ini Masjid Adelaide menjadi tempat ibadah bagi para imigran muslim dari Lebanon, Pakistan, Indonesia, Malaysia, dan daerah-daerah bekas Yugoslavia.

(Dyah Ratna Meta Novia)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya