Kecil Kemungkinan Jamaah Haji Berangkat Tahun Ini

, Jurnalis
Rabu 27 Mei 2020 07:22 WIB
Para calon jamaah haji (Foto: Okezone.com)
Share :

MESKI Arab Saudi telah mengumumkan pelonggaran lockdown, namun tidak dengan di kota suci Makkah. Itu artinya, kecil kemungkinan jamaah haji bisa berangkat menunaikan ibadah haji tahun ini. Demikian disampaikan Forum Silaturahim Asosiasi Travel Umrah dan Haji.

Di lain pihak pemerintah Indonesia masih sangat intens berkomunikasi dengan Arab Saudi sambil menunggu perkembangan situasi wabah virus corona atau Covid-19 hingga 1 Juni 2020 mendatang.

Sekretaris Forum Silaturahim Asosiasi Travel Umrah dan Haji atau Forum Satuh, Muharom Ahmad mengatakan, dirinya yang baru kembali ke Indonesia pekan lalu itu mengatakan bahwa kemungkinan jamaah haji Indonesia berangkat ke Tanah Suci sangat kecil tahun ini.

"Kecil kemungkinan Kementerian Agama untuk bisa menyelenggarakan haji karena terlalu mepet waktunya, karena dari 1 Juni itu sudah pertengahan Syawal, di akhir Syawal itu jadwal keberangkatan kloter pertama, di mana kita harus mempersiapkan 100.000 lebih jamaah, kalau memang hanya 50 persen dari total kuota (yang bisa berangkat), dalam waktu dua minggu," kata Muharom, menukil dari laman BBC News Indonesia.

Pemerintah Arab Saudi dalam maklumatnya kembali menegaskan larangan sementara beribadah haji dan umrah di Masjidil Haram, Makkah dan di Masjid Nabawi, Madinah, serta penerbangan internasional masuk ke wilayahnya. Pemerintah Arab Saudi juga telah menerapkan jam malam selama 24 jam bagi Makkah dan Madinah dari sejak awal April lalu.

Baca juga: Wabah Corona, Ibadah Haji 2020 Belum Pasti Bisa Dilaksanakan

"Seluruh hotel sudah tutup sejak dua bulan lalu, jamaah (umrah) yang (pulang) terakhir itu ditampung di Jeddah, dan sebagian besar orang asing sudah pulang. Kalaupun terselenggara (haji) kami yakin (kuota yang dibolehkan tidak lebih dari 50% (dari total kuota awal)," tuturnya.

Masjidil Haram masih dibuka, namun hanya bagi karyawan dan pekerja masjid agung tersebut yang jumlahnya mencapai ribuan.

"Masjidil Haram tetap dihidupkan, diselenggarakan salat lima waktu, salat tarawih dan taadarus, namun hanya bagi manajemen Masjidil Haram, yang jumlah karyawannya cukup banyak, sampai ribuan, namun tidak dibuka untuk umum," katanya.

Sementara, salah seorang pengusaha travel haji dan umrah di Jakarta juga mengatakan hal senada. "Saya melihatnya tidak mungkin akan ada haji tahun ini, dengan virus corona yang masih mewabah, ini tidak mungkin selesai dalam waktu satu atau dua bulan ini, sementara haji itu bulan Juli sudah mulai, tanggal 24 Juli itu wukuf," kata Nasril Nazir, pemilik usaha travel haji dan umrah di Gondangdia, Jakarta.

"Pemberangkatan itu dari dua bulan sebelumnya harus ada persiapan pemberangkatan, dan juga dari Arab Saudi sendiri belum ada persiapan sama sekali, mengarah untuk ibadah haji, jadi ya saya perkirakan tidak berangkat tahun ini, tidak ada haji tahun ini," imbuhnya.

Baca juga: Kemenag Pastikan Tak Ada Dana Jamaah Haji untuk Penanganan Wabah Corona

"Pemberangkatan itu dari dua bulan sebelumnya harus ada persiapan pemberangkatan, dan juga dari Arab Saudi sendiri belum ada persiapan sama sekali, mengarah untuk ibadah haji, jadi ya saya perkirakan tidak berangkat tahun ini, tidak ada haji tahun ini," imbuhnya.

Pihaknya lanjut Nasril, juga kesulitan menghubungi rekanannya di Arab Saudi, seperti pengusaha hotel dan transportasi haji.

"Ini juga untuk reservasi hotel dan segala macam tidak bisa dilakukan sekarang. Pihak-pihak ini juga belum mendapat pemberitahuan dari pemerintah Arab Saudi, baik hotel maupun transportasi yang akan dipergunakan, sehingga kita juga tidak bisa membuat kontrak akomodasi hotel dan kontrak lainnya," kata dia.

"Tidak ada (pihak) yang menerima untuk kita membuat reservasi untuk haji, dari awal tahun ini kan kita sudah reservasi untuk haji, malah ada yang sudah deposit, tapi sekarang semua ditunda. Hotel juga belum ada lagi yang bekerja, di Makkah dan Madinah. Rekanan (kami) tidak ada yang bisa dihubungi karena mereka tidak ada yang bekerja," tutup dia.

Di lain pihak, Kementerian Agama (Kemenag) masih sebatas langkah mencari tahu kepada pemerintah Arab Saudi soal kepastian ibadah haji tahun ini melalui kanal-kanal diplomatik, baik di Jakarta maupun melalui Konsul Haji Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Jeddah.

"Kalau proaktifnya sudah, minggu lalu Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) sudah mengirimkan surat melalui Kemenlu untuk meminta informasi tentang kepastian haji, tapi sampai sekarang kan memang belum ada pengumuman resminya," ungkap juru bicara Kemenag, Oman Fathurahman.

Indonesia, menurut Oman, belum mengambil keputusan karena pertimbangan yang lumayan kompleks. "Pertimbangannya itu dari segi jamaah. Kalau kita tanyakan itu masih ada yang ingin tetap berangkat, walaupun tentu juga banyak yang bisa menerima kalau seandainya tidak berangkat.

"Yang kedua, sudah ada arahan dari Presiden Jokowi, kita diminta untuk menunggu sampai setidaknya 1 Juni, jadi secara kebijakan negara ya seperti itu, Jokowi ingin melihat perkembangan terakhir di Indonesia dan Arab Saudi sampai 1 Juni," jelasnya.

Indonesia tahun ini rencananya mengirim 221.000 orang jamaah haji, salah satu yang terbanyak di dunia, dengan 203.320 di antaranya adalah kuota haji reguler.

Kementerian Agama (Kemenag) telah memperpanjang masa pelunasan haji tahap kedua sampai 29 Mei dari yang semula 12-20 Mei 2020.

Meski kepastian keberangkatan jamaah haji tahun ini belum diketahui, Kemenag mengklaim jamaah haji sebaiknya melunasi biaya haji mereka. Sudah 96,9 persen jamaah melunasi biaya haji sampai 24 Mei, kata Kemenag.

"Yang haji reguler itu ada sekitar 5.000-an yang belum melunasi, yang haji khusus tinggal sekitar 2.200-an yang belum, kita harapkan melunasi. Kita sudah menyusun skema kalau seandainya haji tidak terselenggarakan, maka untuk biaya pelunasan itu akan segera dikembalikan kalau dikehendaki oleh jamaahnya ke rekening masing-masing," ungkap Oman.

"Masalahnya kalau tidak melunasi, kemudian ternyata ada kebijakan penyelenggaraan haji, meski dengan pembatasan, maka yang bersangkutan ya tidak bisa diproses keberangkatannya kalau tidak melunasi," tuntasnya.

(Rizka Diputra)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya