MESKI pandemi virus corona atau Covid-19 masih mewabah, pemerintah justru bersiap menyambut era kenormalan baru atau new normal. Perubahan kebiasaan dan perilaku pun muncul sebagai upaya adaptasi sosial masyarakat terhadap kehadiran virus yang hingga kini belum ditemukan obat dan vaksinnya itu.
Kondisi ini turut memengaruhi dunia zakat di Tanah Air. Mau tidak mau, dunia zakat harus bergegas menyesuaikan alias berdaptasi geliatnya demi menyongsong era new normal.
"Gagasan yang sekarang berkembang yaitu memenangkan fundraising zakat di era new normal. Sekarang orang enggak lihat spanduk dan brosur atau bikin konter di mall karena takut terpapar corona. Semuanya sedang beralih ke arah digital," ungkap Direktur Utama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), M. Arifin Purwakananta dalam siaran pers kepada Okezone, Jumat (12/6/2020).
Menurutnya, di era new normal akibat pandemi ini, rumus utamanya bukan digital, melainkan adaptasi. Biasanya kata dia, problemnya bisa dipecahkan dengan digital, namun tidak semuanya dengan digital.
"Digital adalah cara hari ini untuk kita beradaptasi dengan keadaan. Karena pasti ada sektor-sektor lain yang juga tengah dikembangkan untuk menyambut era baru ini. Namun, ya untuk sekarang, digital adalah salah satu caranya," kata dia.
Jadi, lanjut Arifin, gerakan zakat dalam menghadapi new normal ini harus mendalami teori adaptasi. "Karena bukan yang paling kuat atau yang paling pintar, tapi mereka yang paling bisa beradaptasilah yang akan bertahan," lanjutnya.
Dirinya berharap PPPA Daarul Qur'an dapat menjadi Laznas yang bisa beradaptasi dalam menghadapi era kenormalan baru ini.
"PPPA Daarul Qur'an harus bisa menjadi lembaga yang sustain dan bisa melewati masa-masa sulit ini, sehingga dapat terus istiqamah melakukan pengumpulan zakat pada masa new normal ini," harapnya.