Dikisahkan dari sebagian orang salaf, dia bertanya kepada salah seorang muridnya, "Apa yang dilakukan setan jika dia membujukmu dengan kesalahan?"
Sang murid menjawab, "Aku akan melawannya.
"Bagaimana jika dia kembal? lagi?"
"Aku akan tetap melawannya," jawab sang murid.
"Tentu saja cara ini akan bertele-tele. Apabila engkau melewati sekumpulan domba dan anjing penjaganya menyalak-nyalak ke arahmu atau menghalangi jalanmu, apa yang akan engkau lakukan?"
Sang murid menjawab, "Aku akan berhenti dan menghalaunya sebisa mungkin."
"Itu terlalu lama bagimu. Yang benar, mintalah tolong kepada penggembala domba itu agar dia menyibak jalan bagimu."
Ketahuilah bahwa perumpamaan Iblis di hadapan orang yang bertakwa dan orang yang tidak bertakwa, seperti seseorang yang duduk dan di hadapannya ada makanan. Lalu ada seekor anjing yang lewat. Orang itu berkata, "Menyingkirlah!" Maka anjing itu pun menyingkir.
Anjing itu lewat di hadapan orang lain yang di depannya ada makanan dan daging ketika orang itu menghalaunya, maka anjing itu tidak mau beranjak pergi.
Yang pertama perumpamaan orang yang bertakwa dan setan lewat di hadapannya. Dia cukup menghalau setan dengan dzikir. Sedangkan orang kedua adalah orang yang tidak bertakwa. Setan tidak mau enyah dari sisinya. Kami berlindung kepada Allah dari setan.
(Vitrianda Hilba Siregar)