JAKARTA - Praktik dukun masih terjadi di masyarakat, bahkan belum lama ini dideklarasi Persatuan Dukun Nusantara. Bagi Agama Islam yang syar'i ini, membongkar kedok dukun adalah sebuah tuntutan bahkan bisa menjadi suatu hal yang wajib.
Ustaz Yani Fachriansyah menjelaskan diperbolehkan mendatangi dukun namun untuk keperluan menanyakannya beberapa hal guna mengujinya untuk membongkar kedustaan dan kelemahannya. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengungkapkan:
Baca Juga: Ada Jin Sembunyi dalam Sumur Masjid di Mesir, Bikin Warga Ketakutan
أن يسأله ليظهر عجزه وكذبه فيمتحنه في أمور يتبين بها كذبه وعجزه وهذا مطلوب وقد يكون واجبا
“(Diperbolehkan) untuk menanyakan dukun guna menampakkan kelemahan dan kebohongannya. Dia menguji sang dukun dengan beberapa hal yang mampu membongkar kedok dan kelemahannya. Ini adalah sebuah tuntutan (tuntutan syar’i -ed) dan terkadang bisa menjadi wajib.”[1]
Tindakan ini tidaklah termasuk dalam hadis:
من أتى عرافا فسأله عن شيء فصدقه بما يقول لم تقبل صلاته أربعين يوما
“Orang yang menemui dukun lantas menanyainya lalu meyakini apa yang diungkapkan sang dukun maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima.”
Baca Juga: Kumandang Azan, Membuat Jawara Bulu Tangkis Ini Mendapat Hidayah dan Mualaf
Dikutip dari laman Muslim or id pada Selasa (23/2/2021) disebutkan sebuah contoh aplikatif sekitar pertengahan November lalu, akun facebook seorang ikhwah dari Khurthum, Sudan, menuliskan kisah Syaikh Al Albani rahimahullah dengan seorang dukun.
Berikut ini kisahnya:
Ada kabar yang didengar oleh Syaikh Al Albani bahwa salah seorang tokoh spiritual mampu menghadirkan dan mendatangkan roh. Untuk menghilangkan dan mengingkari kesyirikan, Syaikh pun menemui tokoh tersebut.
Gemetarlah sang tokoh karena kedatangan syaikh.
Syaikh mengatakan:
أرجو أن تحضر لي روحا
“Aku harap engkau menghadirkan ruh seseorang untukku.”
Dukun: “Ruh siapa yang kamu inginkan?”
Syaikh menjawab:
أريد روح البخاري
“Aku ingin ruh imam al-Bukhariy”
Dukun: “Apa yang kamu inginkan dari Bukhariy?”
Syaikh menjawab:
أنا عندي أشياء أسألها للبخاري
“Ada hal-hal yang ingin kutanyakan kepada imam Bukhariy”
Dukun menjawab: “Hari ini ruh-ruh terhenti (waktu pemanggilan ruh telah usai -red). Datanglah kembali hari Senin”.
Syaikh pun mendatanginya hari Senin. Ternyata tokoh spiritual tersebut kabur dan tempat praktiknya pindah ke tempat lain.
Syaikh paham bahwa sang dukun adalah pendusta ulung. Mereka akan berpura-pura bahwa roh masuk ke tubuh anggota timnya yang dianggap sebagai mediator. Mediator inilah yang akan berbicara seolah-olah roh yang telah dipanggil lah yang sedang berbicara.
Mengetahui bahwa sang mediator tak mungkin memahami ilmu hadis sebagaimana pemahaman imam Al Bukhari maka Syaikh Albaniy pun sengaja meminta agar roh imam Bukhariy dihadirkan guna menanyakan tentang ilmu hadits. Maka tentu sang dukun tak akan mampu bersandiwara dan akhirnya berkilah: “waktu pemanggilan roh telah usai”.
Faidah Kisah:
Terkadang wajib mendatangi dan menguji/menantang dukun guna membongkar kedustaannya sebagai salah satu ekspresi mengingkari kemungkaran.
Aktifitas ini tidak tergolong dalam ancaman mendatangi dukun.
Gigihnya para ulama dalam mengingkari kesyirikan.
(Vitrianda Hilba Siregar)