JAKARTA - Dunia atau akhirat tujuan hidupmu? Mengapa kebanyakan manusia lebih memilih dunia serta rela mengorbankan akhirat yang kekal abadi ?
Kenapa mereka mencari dunia sekuat tenaga, habis-habisan, padahal tidak akan dinikmati setelah mati?
Kenapa kebanyakan manusia begitu gigihnya mencari jalan-jalan untuk kebahagiaan dunia, seakan-akan tidak ada lelahnya. Sementara badan terasa lemas, pikiran pun menjadi tumpul, serta keinginan pun menjadi lemah, apabila sudah berhubungan dengan masalah kehidupan akhirat?
Baca Juga: Mengapa Praktik Dukun di Indonesia Masih Laris Manis?
"Kenapa orang yang senang memburu dunia tidak akan menyesal jika pahala telah berlalu darinya, sementara jika sebuah kesempatan untuk mendapat keduniaan terlepas darinya, maka dia akan menyesal dengan penyesalan yang sangat mendalam?" ujar Ustaz Najmi Abu Bakkar dalam pesanya dikutip pada Senin (1/3/2021)
Dia mengingatkan, janganlah mati-matian mengejar sesuatu yang tidak dibawa mati, tetapi mati-matianlah untuk mengumpulkan bekal yang akan dibawa mati.
Rasulullah SAW bersabda :
"Barangsiapa yang tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya (dia tidak pernah merasa cukup), dan dia tidak mendapatkan dunia melainkan menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Dan barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, maka Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya (dia selalu merasa cukup), & dunia akan mendatanginya dalam keadaan terhina" (HR. Ibnu Majah no. 4105, Ahmad V/183, ad-Daarimi no. 229, al-Baihaqi VII/288 dan Ibnu Hibban no. 680, hadits dari Zaid bin Tsabit, lihatlah Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 950)
(Vitrianda Hilba Siregar)