SUATU hari di masa Abu Nawas, konon sebelum ada toilet, mereka menggunakan sungai untuk buang hajat. Suatu ketika Baginda Raja merasa perutnya sedang sakit dan sudah tidak bisa lagi diajak kompromi. Seketika itu juga ia meminta para pengawal mendampinginya ke sungai demi menuntaskan hajatnya.
Kebetulan sungai mengalir ke arah selatan. Sudah menjadi kebiasaan di kalangan masyarakat jika Raja sedang buang hajat di sungai maka rakyat dilarang keras buang hajat di sebelah utaranya Raja. Sebab dikhawatirkan kotoran tersebut akan mengalir ke arah selatan dan mengenai Raja.
Baca juga: Abu Nawas Sembuhkan Penyakit Susah Tidur Raja, Cuma Modal Cerita Semut Keluar Masuk Kuping
Bagi yang melanggar maka akan mendapat hukuman berat. Namun kali ini peraturan tersebut tidak diindahkan oleh Abu Nawas. Dia dengan santainya ikut buang hajat di sebelah utara, agak jauh dari Raja.
Saat Raja sedang asyik buang hajat, tiba-tiba ada suatu benda yang menyenggol bokongnya. Tanpa berpikir panjang, benda tersebut langsung dipegang dan dilihat oleh Raja.
Ternyata benda itu adalah kotoran manusia. Raja langsung menyuruh para pengawal menyusuri sungai di belahan utara dan mencari tahu siapa orang yang buang hajat.
Benar saja, terlihat sosok Abu Nawas sedang buang hajat dengan santainya. Saat itu juga para pengawal langsung menangkap dan membawanya ke hadapan Raja untuk dihukum. Ketika di depan Raja, Abu Nawas protes kenapa ditangkap dan dihukum.
Raja pun menjelaskan bahwa perbuatan Abu Nawas telah melecehkan privasinya dan menginjak-injak harga dirinya sebagai seorang Raja.
Baca juga: Cerita Lucu Abu Nawas Salah Tingkah Didatangi Penyair Terkenal Abbas bin Ash
"Kamu memang keterlaluan, Abu Nawas. Berani-beraninya kau buang hajat di sebelah utaraku, sehingga kotoranmu mengenai badanku. Kau harus menerima hukuman," bentak Raja, seperti dikutip dari kanal YouTube Doa Ibu Guru.
"Maaf, tunggu sebentar Paduka yang mulia," kata Abu Nawas.
"Kali ini tidak ada lagi ampun bagimu, Abu Nawas," ucap Raja.
"Tunggulah sebentar. Tolong beri hamba kesempatan menjelaskannya. Hamba melakukan itu semua karena sangat menghargai engkau, Paduka yang mulia," kata Abu Nawas.