Trik Kocak Abu Nawas Lolos dari Siasat Licik Pemilik Warung Makan, Menarik Ditiru!

Fini Nola Rachmawati, Jurnalis
Kamis 17 November 2022 06:17 WIB
Ilustrasi trik kocak Abu Nawas lolos dari siasat licik pemilik warung makan. (Foto: Istimewa/Sindonews)
Share :

DIKISAHKAN Abu Nawas sering bepergian ke luar kota untuk tujuan berdagang. Di sebuah kota yang disinggahi, Abu Nawas sering mampir di warung makan langganannya.

Suatu ketika Abu Nawas baru saja tiba di kota itu dan seperti biasanya mampir di warung makan langganannya itu.

BACA JUGA:Cerita Lucu Kuburan Keledai Abu Nawas Dibilang Keramat, Diziarahi Ratusan Orang 

"Aku pesan satu ayam dan dua butir telur, tapi bayarnya kalau dagangannya terjual habis. Boleh tidak?" tanya Abu Nawas, seperti dikutip dari kanal YouTube Humor Sufi Official.

"Silakan, Abu Nawas. Kamu kan langganan di warung kami. Tentu saja boleh," jawab pemilik warung.

Ketika selesai makan, Abu Nawas pun pergi untuk menjual dagangannya. Setelah 3 bulan berlalu dagangan Abu Nawas terjual habis, kemudian ia mendatangi lagi warung makan langganannya tersebut.

"Bagaimana Abu Nawas, apakah dagangannya laris?" tanya pemilik warung.

"Alhamdulillah kawan daganganku laku semuanya. Oh iya kawan, aku pesan makanan seperti dulu, satu porsi ayam dan dua butir telur," ucap Abu Nawas.

"Baik Abu Nawas, kami akan langsung menyajikannya," ucap pemilik warung.

Setelah selesai makan, Abu Nawas pun berkata, "Aku minta total tagihannya jangan lupa ya digabung dengan tagihan tiga bulan lalu," katanya.

Si pemilik warung segera menghitung totalnya dan memberikan secarik kertas. "Ini semua total tagihannya Abu Nawas, cukup 200 dirham saja," kata si pemilik warung.

"Apa 200 dirham? Hanya untuk dua porsi ayam dan empat butir telur kau bilang cukup 200 dirham? Kau mau memerasku ya?" tanya Abu Nawas emosi.

"Sabar dulu Abu Nawas, jangan emosi begitu. Harga ini sudah cukup murah. Coba kau pikir ayam yang kau makan sejak tiga bulan lalu apabila setiap harinya dia bertelur maka tentu akan menghasilkan ayam-ayam yang banyak. Bila dijual totalnya bisa sampai ribuan dirham. Tapi aku memintamu membayar cukup 200 dirham," kata si pemilik warung menjelaskan.

"Ini tidak adil. Ini hanya akal-akalanmu saja," ujar Abu Nawas.

BACA JUGA:Dikerjai Tetangga, Abu Nawas Malah Dapat Makanan Gratis, Cerdik Banget! 

Mereka berdebat tanpa hasil dan memutuskan menghadap hakim. Ketika keduanya menemui hakim, ternyata hakim berpihak kepada pemilik warung.

Lalu hakim bertanya, "Apakah kalian berdua menyepakati harga sejak tiga bulan lalu?" tanya hakim.

"Tidak tuan hakim," jawab Abu Nawas.

"Kalau begitu, ayam yang kau makan kemungkinannya bisa menghasilkan ratusan ayam dan telur," tutur hakim.

"Ya itu mungkin saja. Tapi kalau ayamnya hidup, sedangkan ayam yang kumakan sudah mati dan dimasak," balas Abu Nawas. 

Namun pendapat Abu Nawas tidak dihiraukan oleh hakim, karena ia cenderung memihak kepada pemilik warung.

"Aku minta kasus ini ditangguhkan sampai besok pagi, karena waktu sudah menjelang sore," pinta Abu Nawas.

Permintaan Abu Nawas dikabulkan hakim. Seharian Abu Nawas memikirkan cara agar bisa memenangkan kasusnya.

Esok harinya berangkatlah Abu Nawas menuju rumah hakim. Setibanya di sana ternyata si pemilik warung sudah datang lebih awal.

"Kenapa kau terlambat dan membuat mereka menunggu?" tanya hakim.

"Maaf tuan hakim, tadi ada tamu bisnis. Ia minta biji gandum untuk ditanam. Terpaksa aku harus merebusnya dahulu, dan setelah matang kuberikan kepadanya untuk ditanam. Itulah yang membuatku datang terlambat," ternag Abu Nawas.

Mendengar itu hakim dan pemilik warung menertawakan Abu Nawas. Lalu dengan nada mengejek, si pemilik warung berkata kepada Abu Nawas.

"Luar biasa, aku baru dengar ada biji gandum yang sudah direbus ditanam dan kemudian bisa tumbuh?" kata hakim dan pengacara tertawa terpingkal-pingkal.

Setelah tawa mereka mereda, Abu Nawas berkata, "Itu memang aneh, tapi kenapa kalian tidak tertawa ketika ada ayam yang sudah dimasak dapat bertelur dan berkembang biak lalu dipatok harga sebesar 200 dirham," kata Abu Nawas.

Spontan hakim dan pemilik warung terdiam. Tidak sepatah katapun keluar dari mulut mereka. "Kenapa kalian terdiam? Apa harus aku yang tertawa?" tutur Abu Nawas.

Wajah mereka berdua langsung pucat, dan setelah terdiam agak lama, Abu Nawas pun keluar. Akhirnya Abu Nawas lolos dari siasat licik pemilik warung. Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya