Cerita Lucu Abu Nawas Tahu Warna Angin Sampai Bikin Gubernur Terus Tertawa

Hantoro, Jurnalis
Kamis 09 Maret 2023 06:09 WIB
Ilustrasi humor Abu Nawas. (Foto: Istimewa/Sindonews)
Share :

SUATU saat Baginda Raja menunjuk kawannya mengisi jabatan sebagai gubernur di kota tempat tinggal Abu Nawas. Sayangnya, orang yang ditunjuk itu menyalahgunakan jabatan. Dia sewenang-wenang memerintahkan para prajurit menangkap para sastrawan yang dianggap pintar.

Setelah beberapa sastrawan cerdas ditangkap, mereka dihadapkan kepada gubernur yang baru tersebut. Satu per satu di antara mereka ditanya oleh sang gubernur.

"Menurutmu, aku gubernur yang adil atau zalim?" tanya sang gubernur kepada para sastrawan, dikutip dari kanal YouTube Juha Official, Kamis (9/3/2023).

Sastrawan pertama menjawab, "Anda adalah gubernur yang zalim."

BACA JUGA:Gara-Gara Mimpi, Abu Nawas Hancurkan Rumah Tuan Hakim 

Sang gubernur terperanjat dengan jawaban tersebut. "Apa alasanmu?" tanya balik gubernur.

"Karena Anda telah menangkap kami tanpa sebab," jawab sastrawan pertama.

"Prajurit, masukkan dia ke penjara. Besok dia akan dihukum mati," ucap sang gubernur.

Sastrawan berikutnya dipanggil dan diberi pertanyaan yang sama. "Menurutmu, aku gubernur yang adil atau zalim?" tanya gubernur.

"Tuanku adalah gubernur yang adil," jawab sastrawan kedua.

"Apa alasanmu?" tanya gubernur kembali.

"Karena tuanku sangat memperhatikan rakyat," jawab sastrawan tersebut.

"Kau pembohong. Prajurit, masukkan dia ke penjara, besok hukum mati," ujar gubernur.

Begitulah seterusnya apabila dijawab adil ataupun zalim, sang gubernur tetap memberikan hukuman mati.

Kemudian beberapa sastrawan yang belum tertangkap mendatangi rumah Abu Nawas. "Tolonglah kami, Abu Nawas. Beberapa kawan kami dijatuhi hukuman mati," kata para sastrawan penuh khawatir.

Abu Nawas terkejut mendengarnya. "Kenapa gubernur melakukan hal itu? Bagaimana ceritanya?" tanyanya heran.

"Kami sendiri tidak tahu, Abu Nawas. Tanpa sebab, gubernur yang baru itu menanggapi para sastrawan di kota kita lalu mereka ditanya satu per satu: 'Apakah dia gubernur yang adil atau zalim?' Bila jawabannya zalim maka akan dihukum mati. Jika jawabannya adil juga tetap dihukum mati," kata mereka menjelaskan.

"Pasti gubernur sakit. Dia sudah tidak waras," ucap Abu Nawas.

"Itulah kenapa kami ke sini, Abu Nawas. Kami mendatangimu agar kau menyelamatkan kawan-kawan kami, sebab rencananya besok mereka akan dihukum mati," tutur para sastrawan.

"Baiklah, aku akan ke istana gubernur. Sekarang juga kalian pulanglah," ucap Abu Nawas.

BACA JUGA:Abu Nawas Ajak Senang-Senang Prajurit Istana, tapi Kok di Kuburan? 

Sesampainya di sana, Abu Nawas langsung menghadap gubernur. Melihat kehadiran Abu Nawas, gubernur langsung emosi. "Ngapain kau datang ke istanaku," tanya dia.

"Aku mendengar kabar Anda menyuruh beberapa prajurit menangkapi para sastrawan pintar di kota ini, tapi kenapa aku tidak ditangkap? Aku sangat tersinggung," jawab Abu Nawas.

"Oh, jadi kau menganggap dirimu bagian dari mereka," tanya gubernur.

"Tentu saja masyarakat di kota ini tahu siapa aku. Aku adalah sastrawan terpandai di kota ini," balas Abu Nawas.

"Baiklah, algojo tangkap Abu Nawas dan penggal lehernya," perintah gubernur.

"Tunggu dulu. Sebelum leherku dipenggal, perintahkan algojomu agar jangan sampai merusak rambutku, sebab aku baru saja keluar dari tukang cukur," timpal Abu Nawas. 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya