PERISTIWA gerhana matahari hibrida akan muncul pada hari ini, Kamis 20 April 2023 dan dapat dilihat di Indonesia. Banyak warga yang cukup antusias ingin menyaksikan kejadian langka ini dan mengunjungi beberapa planetarium untuk menyaksikan langsung.
Siapa sangka, ternyata gerhana juga sudah terjadi ketika zaman Nabi. Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), KH. Sirril Wafa mengatakan, dalam hadist riwayat al-Bukhari disebutkan, terjadi peristiwa gerhana matahari di hari wafatnya Nabi Ibrahim.
“Maka muncul spekulasi di kalangan sebagian sahabat, bahwa kedua peristiwa ini (kematian Nabi Ibrahim dan gerhana) ada hubungan keterkaitan. Begitu kabar sampai kepada Nabi, beliau langsung menyampaikannya,” katanya saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Dari ‘Aisyah, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah salat dan bersedekahlah,” (HR. Bukhari Muslim).
Sementara itu, dikutip dari Rumah Fiqih Indonesia, Direktur Rumah Fiqih Indonesia (RFI) Ustaz Ahmad Sarwat mengatakan, pada masa Nabi Muhammad setidaknya telah terjadi delapan kali gerhana, yakni tiga kali gerhana matahari dan lima kali gerhana bulan.
Namun apabila ditinjau lebih dalam, ketika gerhana matahari dan gerhana bulan dating Rasulullah akan melaksanakan sholat sunah gerhana. Berikut ini adalah rician ketika gerhana terjadi delapan kali pada masa tersebut:
1. Gerhana Bulan 20 November 625
Pada tahun ini adalah dilakukannya sholat gerhana untuk kali pertamanya di masa Nabi SAW. Kala itu bertepatan dengan 10 atau 11 Jumadal Akhir tahun ke-4 Hijriyah. Nabi bersabda:
عن عائشة - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا - قالت: جهر النبي - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - في صلاة الخسوف بقراءته
Artinya: “Dari Aisyah radhiyallahu 'anhu bekata, Rasulullah SAW menjaharkan suaranya dalam sholat khusuf,” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Gerhana Bulan 17 Mei 626
Saat itu gerhana bulan terjadi di waktu Subuh pada 17 Mei 626. Jika dikonversikan menggunakan computer, pada tanggal tersebut jatuh pada hari Sabtu 22 Dzul-Hijjah tahun ke-4 Hijriyah.
Gerhana bulan yang terjadi hanya parsial (sebagian), menjelang waktu Subuh hingga Subuh berakhir. Bahkan ketika bulan tenggelam masih dalam keadaan gerhana. Kemudian waktu gerhana ini sangat luas dengan waktu tenggelamnya sekitar 2 jam.
Gerhana tersebut merupakan waktu di mana kaum muslimin lebih banyak di rumah atau masjid untuk melakukan qiyamul lail. Bahkan umat Islam biasanya masih melakukan zikir setelah Subuh. Sehingga fenomena ini terabaikan.
3. Gerhana Matahari Mini 21 April 627
Gerhana yang kedua adalah gerhana matahari mini, jatuh bertepatan pada 26 Dzul-Qa'idah tahun ke-5 Hijriyah. Namun sangat kecil dan jelas tidak mungkin terasa, karena persentase piringan matahari yang tertutup bulan hanya 2 persen. Meski gerhana ini berdurasi 32 menit 4 detik,akan tetapi nyaris tidak akan terasa.
Namun sayangnya saat itu tidak ada riwayat bahwa, di tahun itu Nabi SAW melaksanakan sholat gerhana. Boleh jadi ketika tidak mendapatkan riwayat bahwa Nabi SAW melakukan sholat gerhana saat fenomena tersebut karena terlalu parsial hanya 2 persen saja.
4. Gerhana Bulan 25 Maret 628
Gerhana bulan satu ini terjadi dalam durasi 2 jam 7 menit 1 detik. Meski besar gerhana saat itu sudah 31 persen, namun waktunya terjadi saat magrib tiba. Di mana umat Islam tengah menjalankan Sholat Magrib di masjid. Jika dikonversikan, diperkirakaan jatuh pada hSelasa, 10 Dzul Qa'idah tahun ke-6 Hijriyah.
5. Gerhana Matahari Mini 3 Oktober 628
Pada waktu gerhana matahari satu ini, jika konversikan gerhana tersebut terjadi pada Jumat 26 Jumadal Awal tahun ke7 Hijriyah dengan durasi gerhana 59 menit 46 detik. Fenomena ini lagi-lagi tidak mendapatkan riwayat yang menguatkan, bahwa Nabi SAW menjalankan sholat gerhana pada saat itu. Namun ada alasan lain, kemungkina karena gerhana ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sebab piringan matahari yang tertutup hanya 12 persen.
6. Gerhana Bulan 15 Maret 629
Gerhana itu merupakan gerhana bulan total yang terjadi selama 1 jam 40 menit 31 detik. Apabila dikonversikan, saat itu jatuh pada tanggal 10 atau 11 Dzul Qa'idah tahun ke-7 Hijriyah. Namun karena terjadi pada Maret di mana menjadi waktu mulai berakhirnya musim dingin, aktivitas masyarakat Arab saat itu masih rendah.
7. Gerhana Bulan Sebagian 4 Maret 630
Gerhana ini bertepatan dengan 10 atau 11 Dzul Qa'idah tahun ke-8 Hijriyah. Durasi gerhana ini mencapai 2 jam 42 menit 47 detik dengan besar gerhana 68 persen saat waktu Maghrib. Tapi, saat itu Nabi tidak menjalankan sholat gerhana karena kemungkinan awal gerhana terjadi sebelum bulan terbit.
Sehingga ketika terbit bulan, sudah dalam keadaan gerhana. Kemudian 23 menit setelah matahari terbenam (waktu Maghrib) gerhana sudah berakhir. Gerhana ini mungkin juga tidak tersadari oleh masyarakat Madinah saat itu.
8. Gerhana Matahari 27 Januari 632
Inilah gerhana dimana Rasulullah SAW diriwayatkan melakukan sholat berjamaah. 27 Januari 632 bertepatan dengan 25 atau 26 Syawwal tahun ke-10 Hijriyah. Saat itu jalur gerhana melewati sejumlah negara di antaranya, Afrika, Arab Selatan, India, dan Asia Tengah.
(Vivin Lizetha)