ABU Nawas dicari-cari Baginda Raja. Ternyata sosok humoris dan cerdas itu sedang pergi mengembara.
Baginda Raja pun mengerahkan beberapa pasukan, tapi Abu Nawas tidak juga ditemukan. Sebab ketika pasukan berangkat mencari, Abu Nawas sudah pulang di rumahnya.
Mengetahui kabar dirinya dicari Raja, Abu Nawas segera datang ke istana. Raja kemudian menyampaikan keinginannya untuk membangun istana di langit.
"Kenapa Baginda Raja menginginkan itu?" tanya Abu Nawas, seperti dilansir nu.or.id.
"Raja-raja di negeri tetangga sudah mampu membangun istana-istana megah, Abu Nawas. Mungkinkah kita bisa membangun istana di langit?" ucap Raja.
"Kemungkinan itu selalu ada, Baginda Raja," kata Abu Nawas pede.
"Baiklah, kalau begitu saya minta bantuan kamu untuk membuatnya," ucap Raja.
Abu Nawas terperanjat. Ia menyesal telah mengatakan kemungkinan mewujudkan istana di langit. Jangankan membangun istana di awang-awang, membangun sebuah gubuk kecil pun sudah merupakan hal yang mustahil dikerjakan.
Abu Nawas berpikir keras. Sampailah ia ingat dulu pernah bermain layang-layang. Inilah yang membuat dia girang.
Abu Nawas tidak menyia-nyiakan waktu lagi. Dirinya bersama beberapa kawannya merancang layang-layang raksasa berbentuk persegi empat. Setelah rampung, baru Abu Nawas melukis pintu-pintu serta jendela-jendela dan ornamen-omamen lainnya.
Ketika semuanya selesai, Abu Nawas dan kawan-kawannya menerbangkan layang-layang raksasa itu dari suatu tempat yang dirahasiakan. Begitu layang-layang raksasa berbentuk istana tersebut mengapung di angkasa, penduduk negeri gempar.
Baginda Raja girang bukan kepalang. Benarkah Abu Nawas berhasil membangun istana di langit? Dengan tidak sabar beliau didampingi beberapa orang pengawal bergegas menemui Abu Nawas.
Abu Nawas berkata dengan bangga. "Paduka yang mulia, istana pesanan Paduka telah rampung," ucapnya.
"Engkau benar-benar hebat wahai Abu Nawas," tandas Baginda Raja. Wallahu a'lam.
(Hantoro)