SEPARUH bulan Ramadhan 2024 telah berlalu. Ada yang merasa hari-hari Ramadhan tersebut lewat begitu saja, lalu ada juga yang justru merasa senang.
Alangkah baiknya jika hari-hari di bulan Ramadhan selalu diisi dengan hal-hal yang bermanfaat. Selain mengerjakan puasa wajib Ramadhan, bisa juga melakukan amal ibadah lainnya seperti doa, dzikir, sedekah, dan sebagainya.
Sebagaimana dijelaskan dalam Sunan At-Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah, beliau berkata bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِى مُنَادٍ يَا بَاغِىَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِىَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
"Pada malam pertama bulan Ramadhan syetan-syetan dan jin-jin yang jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu pun pintu yang terbuka dan pintu-pintu surga dibuka, tidak ada satu pun pintu yang tertutup, serta seorang penyeru menyeru: 'Wahai yang mengharapkan kebaikan bersegeralah (kepada ketaatan), wahai yang mengharapkan keburukan/maksiat berhentilah.' Allah memiliki hamba-hamba yang selamat dari api neraka pada setiap malam di bulan Ramadhan." (HR Tirmidzi nomor 682 dan Ibnu Majah: 1642. Syekh Al Albani mengatakan hadits ini shahih)
Maka bagaimanakah sebenar-benarnya orang yang berpuasa?
1. Senantiasa beribadah
Orang yang berpuasa itu selalu dalam ibadah di waktu siang dan malamnya. Ia akan mencari sesuatu yang bernilai ibadah di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.
2. Sabar dan syukur
Orang yang berpuasa di waktu siang, ia bersabar untuk berpuasa. Di waktu malam, ia makan dan bersyukur.
3. Terjaga
Orang yang berpuasa akan menjaga dari hal-hal yang tidak baik, ia akan menjaga secara lahir batin dari ujung rambut hingga ujung kaki. (Lihat Kitab Lathoiful Ma'arif halaman 294)
Itulah keindahan hidup orang yang beriman, selalu dalam limpahan pahala. Memperbanyak bekal akhirat dan menunggu ajal dengan berpindah dari satu ibadah ke ibadah lainnya.
Namun, ini hanya untuk orang yang menginginkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kehidupan akhirat.
Adapun yang menginginkan dunia akan menganggapnya sebagai beban yang memberatkannya, dan berharap Ramadhan segera berlalu. Astaghfirullahal 'adzim wa atubu ilaihi.
Lantas, di manakah diri kita?
Oleh:
Ustadz Ady Kurniawan Al Asyrofi
(Hantoro)