JAKARTA - Setelah vakum selama 3 dekade, Kementerian Agama (Kemenag) berencana menghidupkan kembali Festival Istiqlal. Rencana ini pun dibahas Kemenag bersama penyelenggara Festival Istiqlal I dan II, serta Staf Khusus Menteri Agama Farid Saenong
Farid Saenong menyebut pentingnya menghidupkan kembali Festival Istiqlal. Menurutnya, festival tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi event seni budaya yang besar, level internasional, yang dapat dinikmati lebih luas.
"Festival Istiqlal ini (berpotensi) ditingkatkan menjadi event internasional seni budaya Islam Indonesia," katanya di Jakarta, melansir laman Kemenag.
Farid menekankan pentingnya Festival Istiqlal diwarnai budaya masyarakat Indonesia. Festival yang menunjukkan kondisi dan situasi batin kebudayaan Islam Indonesia yang memuat suara-suara kritis masyarakatnya.
Farid berharap Festival Istiqlal dapat memengaruhi perkembangan seni budaya masyarakat Indonesia sendiri, terutama dalam membangkitkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian nilai-nilai budaya lokal yang dipandu semangat modernitas. Tidak hanya itu, festival ini diharapkannya dapat menjadi wadah para seniman untuk mengekspresikan karya sekaligus mengajak masyarakat untuk lebih menghargai kekayaan seni budaya yang beragam di Indonesia.
Mewakili Direktur Penerangan Agama Islam, Kasubdit Bina Penyuluh Agama Islam, Amirullah mengatakan, ini menjadi langkah awal untuk mengumpulkan masukan dari para ahli yang pernah terlibat dalam penyelenggaraan Festival Istiqlal sebelumnya.
"Untuk menghidupkan kembali Festival Istiqlal, kami memfasilitasi diskusi dengan narasumber dari penyelenggara terdahulu," ujar Amirullah.
"Festival ini penting untuk dihidupkan kembali sebagai wadah pelestarian dan inovasi seni-budaya Islam, juga untuk memperkuat diplomasi budaya Indonesia di kancah internasional," tuturnya.