Berikut adalah ciri-ciri Gus:
1. Merupakan putra kiai atau ulama besar, khususnya di lingkungan pesantren.
2. Dipersiapkan untuk melanjutkan kepemimpinan pesantren atau lembaga pendidikan Islam.
3. Memiliki tanggung jawab besar dalam melanjutkan tradisi keilmuan Islam di pesantren.
Contoh: Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid), Gus Baha (KH Ahmad Bahauddin Nursalim).
Istilah Habib dan Gus memiliki perbedaan dalam asal-usul dan makna sosial. Habib merujuk pada keturunan Nabi Muhammad SAW, umum di komunitas Arab Indonesia dan Alawiyyin, dengan penekanan pada hubungan genealogis. Sementara itu, Gus adalah gelar untuk putra kiai atau ulama pesantren, khususnya di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa, yang menekankan kedekatan dengan pendidikan pesantren dan kepemimpinan lokal.
Baik Habib maupun Gus adalah gelar yang menunjukkan penghormatan terhadap tokoh agama, tetapi memiliki latar belakang dan konteks penggunaan yang berbeda. Kedua gelar ini mencerminkan penghormatan dalam tradisi Islam Indonesia yang kaya akan nilai-nilai budaya dan keagamaan.
(Erha Aprili Ramadhoni)