Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

3 Semangat yang Perlu Dijaga Sepeninggal Ramadhan

Rizka Diputra , Jurnalis-Senin, 01 Juni 2020 |20:04 WIB
3 Semangat yang Perlu Dijaga Sepeninggal Ramadhan
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
A
A
A

RAMADHAN telah berlalu. Namun, semangat ibadah harus tetap lestari sekalipun di luar bulan Ramadhan. Selama sebulan penuh kita telah ditempa untuk belajar mengendalikan hawa nafsu.

Akan tetapi, tak banyak muslim yang lulus melewatinya. Oleh karenanya, jika latihan yang dijalankan selama Ramadhan lalu tidak berdampak apapun pada diri kita, boleh jadi latihan kita telah gagal.

Anggota Pengurus Komisi Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ustadz Ahmad Khoirul Anam mengatakan, setidaknya ada tiga latihan yang dijalankan selama Ramadhan. Pertama adalah latihan menahan diri yaitu saat kita menjalani ibadah puasa.

"Pada bulan Ramadhan, kita menahan diri untuk tidak melaksanakan sesuatu yang sebenarnya diperbolehkan, seperti makan dan minum dan berhubungan suami-istri. Untuk apa menahan diri dari hal-hal yang semestinya diperbolehkan? Supaya kita bisa mengendalikan dirik kita sendiri; hawa nafsu kita," kata dia, dilansir dari website mui.or.id.

Baca juga:Aksi Heroik Pedagang Muslim Selamatkan Toko dari Penjarahan di Minneapolis

Maka sungguh beruntung mereka yang bisa berpuasa 6 hari di bulan Syawal. Sedangkan bagi yang belum, masih ada waktu sampai akhir bulan Syawal nanti. Mengapa dikatakan beruntung? Karena semangat menahan diri di bulan Ramadhan masih ada dalam diri dan dipraktikkan secara kongkret. Pahalanya pun lanjut Ustadz Khorul, tidak tanggung-tanggung. Bahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dalam sebuah haditsnya mengatakan:

من صام رمضان ثم أتبعه بست من شوال كان كصيام الدهر” رواه مسلم

Artinya: "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun penuh. (HR. Muslim).

Ilustrasi

"Jadi puasa 6 hari di bulan Syawal sama seperti berpuasa 354 hari dalam kalender Hijriah. Secara lebih substantif, upaya pengendalian diri ini tentunya tidak hanya terkait dengan makan dan minum saja, tetapi juga pengendalian hawa nafsu secara lebih luas dan ini harus berlanjut selama setahun ke depan sampai Ramadhan berikutnya," tuturnya.

"Kalau kemarin dikatakan kita mestinya kita bersedih karena meninggalkan Ramadhan sementara kita belum maksimal menjalani latihan dan mengunduh keutamaan-keutamaannya, maka sebenarnya latihan dan keutamaan ini masih bisa kita lanjutkan di bulan-bulan setelah Ramadhan," tambah Ustadz Khoirul.

Baca juga: Ekspresi Para Jamaah Usai Masjid Nabawi Dibuka

Sedangkan latihan kedua yang dijalani pada bulan Ramadhan ialah rutinitas ibadah-ibadah sunah meliputi sholat-sholat sunnah, qiyamul lail atau sholat malam dan tadarus Alquran kita.

Semestinya rutinitas kesunahan ini tetap berjalan meski di luar bulan Ramadhan dan tidak berhenti setelah bulan puasa. Kenapa Ibadah sunah ini sangat penting? Karena ibadah sunah inilah nanti yang akan menutup kekurangan ibadah-ibadah wajib seorang muslim kelak di hari perhitungan.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement