JAKARTA- Sebelum berkembangnya gadget dan munculnya media sosial (medsos), banyak orang yang menuliskan curahan hati atau curhat di buku diary.
Buku diary digembok kecil agar tak terbaca orang lain. Saat ini curhat malah blak-blakan di medsos dibaca banyak orang.
Ketahuilah curhat yang baik dan benar adalah hanya kepada Allah Ta'ala semata bukan di medsos. Tumpahkan seluruh rasa, problema, harapan, keinginan dan hajat hanya kepada Rabb, Allah Ta'ala.
Soal inipun Ustaz dr Raehanul Bahraen memberikan nasihatnya. Dalam akun Instagramnya dikutip pada Sabtu (30/1/2021) menyebutkan sebagai berikut:
Baca Juga: 3 Foto Fenomena Bulan Purnama di Langit Masjidil Haram, Netizen: Rindu
Dulu ketika belajar Tauhid, sempat bingung, mengenai curhat mengadu hanya kepada Allah, maksudnya gimana ya?
Curhat dan mengadu iya, tapi ini ada masalah atau beban, dan kita belum tentu dapat semacam "ilham" dari Allah untuk menyelesaikannya dan mengurangi beban
Ketika ada masalah, musibah dan beban berat, maka orang yang bertauhid, yang paling pertama ia lakukan adalah segera ingat Allah, berdoa kepada Allah, istigfar agar dimudahkan dan diberi kesabaran.
Baca Juga: Jangan Mudah Share Foto, Berpotensi Kena Penyakit 'Ain
Atau jika masih berat ia akan segera melakukan amal kebaikan, sholat, sedekah berbuat baik dan manfaf kepada manusia, agar meraih ridho Allah dan memilih waktu mustajab misalnya sepertiga malam untuk mengadu dan mengeluhkan perkaranya kepada Allah.
Bisa saja setelah itu, kita diberikan kemudahan, kelapangan dan jalan keluar oleh Allah, kita dibuat mengingat kembali agar bersabar dan besarnya pahala bersabar.
Nah, setelah mengadu kepada Allah, barulah ia musyawarakan urusannya/masalahnya dengan manusia. Tapi tidak semua manusia diajak musyawarah, hanya 1-2 orang atau beberapa orang saja yang kira-kira bisa membantu memberikan solusi dan nasihat atas masalah dan bebannya. Misalnya ustaz, ortu, sahabat, ahli psikologi.
Itupun ketika musyawarah, ia tampakkan kepada manusia wajah yang tegar, dia hanya butuh masukan dan solusi bukan belas kasih mereka, karena hanya Allah yang dia harapkan kasih sayang-Nya.
Setelah itu ia jalani solusi dengan memohon pertolongan Allah.
Apapun hasilnya itulah takdir terbaik baginya, yang penting sudah berusaha, Allah sangat sayang terhadap hamba-Nya melebihi kasih sayang ibu kepada bayi dalam buaian setelah terpisah lama.
(Vitrianda Hilba Siregar)