SAAT-saat terakhir hidup sebelum kematian tiba, pernahkah bertanya di pangkuan siapakah nanti akan menghembuskan nafas terakhirmu? Pertanyaan yang mengerikan, padahal seharusnya ini adalah pertanyaan yang paling manis. Karena berbicara tentang siapa yang paling berhak menjadi sandaran kepala kita ketika ruh kita hendak berpisah dari jasad, adalah pembicaraan perihal cinta.
Si dia tempat bersandar terakhir haruslah orang yang mencintai kita dengan sungguh-sungguh. Yang ketika menghadapi sakaratul maut, dia tahu apa yang musti dia lakukan. Bukan sekedar menangis, bukan sekedar merengek terisak sambil menyebut nama kita untuk jangan meninggalkannya. Dia harus bisa mentalqin kita dengan kalimah thayibah; LAA ILAAHA ILLALLAAH.
Baca Juga: Dikabarkan Terpapar Covid-19, Ustaz Abdul Somad: Jin Kafir, Hantu dan Setan Pun Berkomentar
Mentalqin hamba yang sedang menghadapi perjuangan terakhirnya, butuh ilmu dan bimbingan. Siapa tahu kekasihmu wafat dalam pelukmu. Siapa tahu kekasihmu meregang nyawa ketika sedang berada dalam pangkuan atau dekapmu.
