JAKARTA - Semua yang terjadi di muka bumi ini telah dituliskan di dalam Alquran, baik sebelum diciptakan hingga akhir zaman nanti. Termasuk juga kaum ‘Ad, yang tadinya para ilmuan tidak mempercayai tentang keberadaannya.
Kaum ‘Ad sendiri ditulis dalam beberapa surah di Alquran, contohnya Adz Dzariyat ayat 41-42:
Wa fī 'ādin iż arsalnā 'alaihimur-rīḥal-'aqīm.Mā tażaru min syai`in atat 'alaihi illā ja'alat-hu kar-ramīm.
Artinya: "Dan juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan. Angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan dijadikannya seperti serbuk." (QS. Dzariyat ayat 41-42).
Baca Juga: Alquran dan Sains, Seluruh Ilmu Kedokteran Dihimpun Allah dalam Setengah Ayat
Kaum ‘Ad sendiri dikenal dengan kesombongannya, dan tidak percaya akan kekuasaan Allah Subhanahu wa ta’ala. Mereka membangun bangunan tinggi besar, dan segala kemegahan lainnya.
Akibatnya Allah pun murka terhadap kaum tersebut, dan meniupkan angina sekencang-kencangnya selama delapan hari delapan malam. Bukan hanya di dunia, mereka juga akan diberi hukuman di akhirat tanpa adanya pertolongan juga ampunan.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
Wa ammā 'ādun fa uhlikụ birīḥin ṣarṣarin 'ātiyah. Sakhkharahā 'alaihim sab'a layāliw wa ṡamāniyata ayyāmin ḥusụman fa taral-qauma fīhā ṣar'ā ka`annahum a'jāzu nakhlin khāwiyah. Fa hal tarā lahum mim bāqiyah.
Artinya: "Adapun kaum 'Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang. Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka." (QS. Al Haqqah: 6-8).
Baca Juga: Alquran dan Sains, Allah Menjinakkan Bumi agar Aman Dihuni Manusia
Dikutip dari buku pintar Sains dalam Alquran karya Dr. Nadiah Thayyarah, para ahli sejarah meragukan keberadaan kaum ‘Ad, karena mereka belum menemukan jejak historisnya secara pasti. Kemudia dalam sebuah penelitian melalui misi luar angkasa, sebuah pesawat antariksa dilengkapi dengan radar yang mampu mendeteksi kedalaman tanah sampai sepuluh meter.
Ketika radar itu melintas di atas padang pasir Rub’ Al-Khali di tenggara Hijaz (kini Saudi Arabia), ia sempat memotret dua lajur bekas sungai kering yang salah satunya melintang dari arah barat ke timur dan satu lagi melintang dari selatan ke utara.
Para ahli yang berasal dari Amerika pun terperangah melihat temuan itu karena gurun itu dikenal sebagai salah satu tempat paling kering dan tandus, sementara di bawahnya terdapat jejak aliran sungai dari masa lalu yang diperkirakan tak terlalu lama. Lalu karena pensaran mereka pun memasang alat yang lebih canggih lagi di antariksa.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran