Share

Sejarah Taman Saqifah Bani Saidah, Tempat Saksi Abu Bakar Dipilih Jadi Khalifah

Hantoro, Jurnalis · Senin 08 Agustus 2022 12:08 WIB
https: img.okezone.com content 2022 08 08 615 2643803 sejarah-taman-saqifah-bani-saidah-tempat-saksi-abu-bakar-dipilih-jadi-khalifah-M8acDsEW00.jpeg Taman Saqifah Bani Saidah di Madinah yang menjadi saksi Abu Bakar dipilih menjadi khalifah. (Foto: Kemenag.go.id)

SEJARAH Taman Saqifah Bani Saidah di Kota Madinah, Arab Saudi, sangat penting diketahui umat Islam. Tempat ini menjadi saksi bisu Abu Bakar dipilih menjadi khalifah atau pemimpin kaum Muslimin.

Dikutip dari laman resmi Kementerian Agama (Kemanag) RI, taman seluas dua kali lapangan futsal ini dikelilingi pagar besi setinggi 2,5 meter bercat hitam dan putih. Jika melihat peta, jarak Taman Saqifah Bani Saidah hanya 300 meter dari pintu King Saud Masjid Nabawi, Madinah.

Baca juga: Cara Jitu Abu Nawas Biar Istri Cantiknya Tidak Diganggu: Ajak Para Pria Genit Makan Ubi Saja! 

Taman berpagar setinggi dua anak-anak ini berisi berbagai tanaman. Namun, pohon kurma yang menjulang tinggi lebih mendominasi taman yang dulunya menjadi peristiwa penting setelah wafatnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam.

Di petilasan yang sekarang terhimpit oleh berbagai gedung ini, 1432 tahun silam, para sahabat Anshar berkumpul. Sedianya mereka hanya ingin memilih pemimpin Kota Madinah setelah wafatnya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam.

Taman Saqifah Bani Saidah di Madinah yang menjadi saksi Abu Bakar dipilih menjadi khalifah. (Foto: Kemenag.go.id)

Tapi kehadiran beberapa sahabat Muhajirin dalam forum di Saqifah, obrolan berubah ke arah siapa yang akan memimpin kaum Muslimin secara umum, bukan sekadar pemimpin di Kota Yatsrib. Setelah itu dipilihlah Abu Bakar menjadi khalifah secara oleh mayoritas kaum Muslimin yang hadir.

Saqifah Bani Saidah atau As-Saqifah pada tahun 11 Hijriah merupakan bangunan beratap yang digunakan oleh Kabilah Bani Saidah, Suku Khazraj, salah satu kabilah yang berasal dari Madinah, Hijaz, barat daya Jazirah Arab.

Baca juga: Jadwal Sholat Hari Ini Awal Pekan Senin 8 Agustus 2022M/10 Muharram 1444H 

Dahulu Saqifah Bani Saidah yang letaknya berada di barat daya kediaman Nabi Shallallahu alaihi wassallam ini merupakan permukiman dan perkebunan milik Kabilah Bani Saidah. Awalnya bentuk Saqifah sangat besar, dikarenakan berfungsi sebagai tempat berkumpulnya kaum Anshar.

Dikarenakan belum banyak gedung seperti sekarang, bagian depan Saqifah terdapat halaman yang luas dan lebar dan di dekatnya terdapat sumur milik Bani Saidah. Saat ini Saqifah menjadi sebuah taman berpagar, masyarakat tidak bisa leluasa bermain atau kongko karena pagar hampir selalu digembok saban harinya.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Saqifah Bani Saidah kerap kali disebut dalam buku-buku sejarah Islam, terutama ketika menceritakan peristiwa pemilihan pemimpin usai wafatnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam pada tahun 11 Hijriyah bertepatan dengan tahun 632 Masehi.

Pakar sejarah Islam Nasrullah Jasam mengungkapkan bahwa pada peristiwa pemilihan khilafah Islamiyah sejatinya sahabat Ansor saat itu sudah mempunyai dan sudah siap akan membaiat kandidat yang mereka usung yaitu Saat bin Ubadah.

Baca juga: Bacaan Dzikir Pagi Hari Ini: Dapat Ampunan Dosa dan Membuka Pintu Rezeki 

Namun akhirnya setelah terjadi berbagai diskusi, pertimbangan serta suara mayoritas forum yang hadir, terutama usulan dari sahabat Muhajirin yang di antaranya sahabat Umar, mengusulkan Abu Bakar.

"Kaum Anshor rela menyerahkan posisi khalifah kepada Sayidana Abu Bakar Shiddiq atas usulan Sayidina Umar," ungkap Nasrullah Jasam kepada Tim Media Center Haji (MCH) di Saqifah Bani Saidah, Sabtu 6 Agustus 2022, dikutip dari Kemenag.go.id.

Ia menceritakan, ketika itu sempat terjadi perdebatan. Bahkan, kaum Ansor sempat berujar "Minna amirun wa minkum amirun" yang artinya, 'Dari kelompok kita memilih pemimpin sendiri dan dari kelompok lain memilih ketuanya sendiri juga'.

"Kita memilih pemimpin masing-masing," jelas lulusan Al Azhar Kairo ini.

Baca juga: 34 Hukum Tajwid Surat An-Nur Ayat 2 Lengkap Bacaan, Arti, Tafsirnya soal Hukuman Zina 

Dia melanjutkan, Umar kemudian menjawab dalam forum yang mulai menghangat tersebut dengan ucapan, "Minna amirun wa minkum wuzara", yang artinya 'Pemimpin dari kami sedangkan kalian adalah para menteri'.

Dikatakan Nasrullah, akhirnya Umar berhasil meyakinkan kaum Ansor sehingga mereka membaiat Abu Bakar. Padahal sebetulnya Abu Bakar cenderung memilih satu di antara dua orang, yaitu Abu Ubaidillah bin al Jarrah dan Umar bin Khattab, untuk menjadi khalifah.

Akan tetapi, Umar menolak dan berujar, "Bagaimana mungkin aku menjadi pemimpin umat yang di dalamnya terdapat Abu bakar." Umar pun mengulurkan tangannya membaiat Abu Bakar, begitu juga dengan sahabat yang lainnya.

Nasrullah mengungkapkan, dari kejadian itu dapat dipetik sebuah nilai positif. Para sahabat menyadari betul bahwa adanya seorang pemimpin sangat penting di tengah-tengah umat.

Baca juga: Ayah Bunda, Ini 9 Tips Supaya Tenang saat Lepas Anak Tinggal di Pesantren 

Oleh karena itu, ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam wafat, para sahabat segera berkumpul untuk memilih sosok yang menggantikan Rasulullah sebagai pemimpin umat.

"Perbedaan pandangan dalam memilih pemimpin adalah hal yang lumrah, dan ini terjadi antara sahabat dari kalangan Anshor dan Muhajirin. Bahkan kalangan bani Hasyim memiliki pandangan lain yang karena beberapa alasan cenderung memilih Sahabat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah," terangnya.

Sehingga, hal-hal yang sudah diputuskan akan menjadi keputusan bersama dan harus ditaati. "Demi kesejahteraan dan kedamaian ummat. Hendaknya setiap orang menyadari dan mengukur diri akan kemampuannya," tambahnya.

Baca juga: Terdengar Bacaan Surat Al Fatihah dari Imam Sholat Dzuhur, Jamaah Harus Ucap Aamiin? 

Dalam hal ini, sikap Umar patut dijadikan contoh. Ketika Abu Bakar memintanya untuk menjadi khalifah, dengan rendah hati, Umar berkata, "Bagaimana mungkin aku menjadi pemimpin umat yang di dalamnya terdapat Abu Bakar."

Umar merasa bahwa sosok Abu Bakar lebih layak menjadi khalifah dari dirinya. Semoga hikmah peristiwa Saqifah Bani Saidah bisa menjadi renungan bagi semua umat manusia. Allahu a'lam bisshawab.

1
3
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini