Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jabir Al Battani: Penemu Trigonometri dan Penentu Jumlah Hari dalam Setahun

Hantoro , Jurnalis-Kamis, 25 Mei 2023 |17:25 WIB
Jabir Al Battani: Penemu Trigonometri dan Penentu Jumlah Hari dalam Setahun
Ilustrasi ilmuwan Muslim Jabir Al Battani. (Foto: YouTube Kanal Pengetahuan Islam)
A
A
A

JABIR Al Battani adalah salah satu ilmuwan Muslim yang berpengaruh di dunia. Ia memiliki nama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Jabir bin Sinan Al-Harrani Ar-Raqqi Ash-Shabi.

Jabir Al Battani dikenal sebagai penemu Trigonometri hingga mendapat julukan sebagai Bapak Trigonometri. Kemudian ia juga seorang ahli astronomi dan matematika.

Ilustrasi ilmuwan Muslim Jabir Al Battani. (Foto: Istimewa/Okezone)

Belum berhenti di situ, Al Battani adalah penentu jumlah 365 hari dalam setahun. Tepatnya dia menemukan perhitungan bumi mengelilingi matahari selama 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik selama satu tahun.

Dikutip dari YouTube Kanal Pengetahuan Islam, Al Battani lahir pada tahun 858 Masehi di Harran. Salah satu karyanya yang sangat populer yaitu Al-Zij yang pada abad ke-12 diterjemahkan kebahasa latin dengan judul "De Scientia Stellarum" yang berisi perhitungan perputaran bumi terhadap matahari yang sangat akurat dan terapkan hingga saat ini. 

Penemuan jumlah 365 hari dalam setahun tersebut bahkan membuat matematikawan asal Jerman bernama Christopher Clavius menggunakannya untuk memperbaiki kalender Julian. Atas izin Paus Gregorius XIII, kalender lama akhirnya diubah menjadi kalender yang baru dan mulai digunakan pada tahun 1582.

Kecintaan Al Battani pada bidang astronomi berkat didikan ayahnya yang juga seorang astronom terkemuka, Jibir Ibn San’an Al-Battani, yang dididik secara informal oleh ayahnya tersebut. 

Info grafis ilmuwan Muslim paling berpengaruh di dunia. (Foto: Okezone)

Meskipun keluarganya menganut sekte Sabian yang melakukan penyembahan kepada bintang, Al Battani tidak mengikutinya dan memilih memeluk agama Islam.

Saat kecil, Al Battani mengikuti keluarganya pindah ke Raqqah. Di tempat inilah ia mulai menekuni bidang astronomi, mulai dari penelitian hingga mendapatkan penemuan-penemuan.

Al Battani terpesona dengan teori kosmologi geosentris yang berkembang pertama kali di Yunani, meskipun dirinya adalah pengikut teori kosmologi geosentris Ptolomeus tetapi data observasinya berjasa bagi Nicholas Copernicus untuk mengembangkan teori kosmologi heliosenteris pada abad ke-16 dan 17. 

Al Battani mengikuti tulisan-tulisan Ptolomeus serta mengembangkan karya Ptolomeus yaitu "The Almagest". Saat mempelajari karya inilah Al Battani menemukan penemuan besar, yaitu titik Aphelium, titik terjauh bumi saat mengitari matahari setiap tahunnya. Teori ini sangat berbeda dengan penemuan ilmuwan Ptolomeus dan astronomi Yunani lainnya.

Melalui penemuan dan pengembangan yang akurat ini Al Battani mampu menemukan bahwa bumi mengitari matahari selama 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik selama setahun.

Kontribusi ini tidak lepas dari penerapan ilmu geometri pada bidang astronom yang berdampak penemuan akurat tentang perhitungan hari dalam setahun dan terus digunakan hingga saat ini.

Jabir Al Battani meninggal pada tahun 929M di Qarr Al-Jizz dalam perjalanan pulang dari Baghdad. Buah pemikirian serta kontribusinya pada bidang astronomi dianggap sebagai astronom terbaik dan terkenal dari peradaban islam pada abad pertengahan.

Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement