SUATU hari Abu Nawas berkunjung ke rumah temannya Hamid. Saat di sana, dia melihat burung yang bagus di dalam sangkar dan bertanya mengapa Hamid menyukai burung tersebut.
Dikutip dari kanal YouTube Humor Sufi Official, Hamid menjawab hanya memeliharanya untuk menghilangkan kebosanan. Meskipun banyak orang ingin membeli burung itu dengan harga tinggi, ia tidak menjualnya, karena sangat menyukai burung tersebut.
Kemudian suatu hari burung Hamid dicuri dan tidak ada yang tahu siapa pelakunya. Ia kemudian membuat sayembara dengan hadiah uang banyak bagi siapa saja yang menemukannya. Tetapi ternyata tidak ada hasil hingga akhirnya Hamid meminta bantuan Abu Nawas.
Abu Nawas memiliki ide mengumpulkan semua orang terdekat Hamid dan mengundang mereka makan. Hamid bingung dengan tujuan undangan tersebut.
Abu Nawas meyakinkan Hamid bahwa cara ini akan membantunya menemukan pencuri burung kesayangannya itu. Hari berikutnya, mereka melaksanakan rencana tersebut.
Saat sedang makan bersama, orang-orang bertanya mengapa mereka diundang. Abu Nawas berkata ini untuk merayakan kehilangan burung Hamid.
Suasana awalnya asyik, tetapi menjadi tegang ketika Abu Nawas menyatakan bahwa pelaku pencurian berada di antara mereka. Awalnya, Abu Nawas tidak ingin mengungkapkan identitas pelaku, tapi justru membuat warga makin penasaran.
Akhirnya Hamid memberikan ciri-ciri pelaku yang diberikan oleh Abu Nawas. Pelaku memiliki sehelai bulu burung.
Ketika warga melihat satu sama lain, seorang pria terlihat tegang dan mulai meraba-raba rambutnya untuk mencari bulu burung tersebut. Abu Nawas kemudian mengidentifikasi pria tersebut sebagai pelaku pencurian.
Pria itu tidak bisa mengelak dan mengakui perbuatannya. Akhirnya burung Hamid dikembalikan dan pria tersebut memberikan uang kepada Abu Nawas.
Kisah ini menunjukkan kecerdikan Abu Nawas dalam mengatasi masalah menggunakan cara kreatif untuk mengungkap kejahatan. Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)