Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Niat Sholat Idul Adha Lengkap Bacaan Arab, Latin, Arti, dan Hukumnya

Hantoro , Jurnalis-Selasa, 11 Juni 2024 |16:11 WIB
Niat Sholat Idul Adha Lengkap Bacaan Arab, Latin, Arti, dan Hukumnya
Ilustrasi niat Sholat Idul Adha 2024. (Foto: Okezone/Arif Julianto)
A
A
A

NIAT Sholat Idul Adha lengkap bacaan Arab, latin, arti, dan hukumnya dijelaskan dalam artikel berikut ini. Sholat Idul Adha dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah atau setelah puncak ibadah haji wukuf di Padang Arafah pada 9 Dzulhijjah.

Tidak berbeda dengan hari raya Idul Fitri, Idul Adha juga memiliki ketentuan untuk melaksanakan sholat id. Sangat dianjurkan bagi semua umat Islam menunaikan Sholat Idul Adha. 

Ada perintah dalam Alquran yang menunjukkan wajibnya sholat id yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Artinya: "Dirikanlah sholat dan berkurbanlah (an-nahr)." (QS Al Kautsar Ayat 2)

Menurut pendapat yang lebih kuat, hukum sholat id adalah wajib bagi setiap Muslim laki-laki dan perempuan yang dalam keadaan mukim. Dalilnya adalah hadits dari Ummu 'Athiyah, beliau berkata:

أَمَرَنَا – تَعْنِى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- – أَنْ نُخْرِجَ فِى الْعِيدَيْنِ الْعَوَاتِقَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ وَأَمَرَ الْحُيَّضَ أَنْ يَعْتَزِلْنَ مُصَلَّى الْمُسْلِمِينَ.

Artinya: "Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami pada saat sholat id (Idul Fitri ataupun Idul Adha) agar mengeluarkan para gadis (yang baru beranjak dewasa) dan wanita yang dipingit, begitu pula wanita yang sedang haid. Namun beliau memerintahkan pada wanita yang sedang haid untuk menjauhi tempat sholat." (HR Muslim nomor 890, dari Muhammad, dari Ummu 'Athiyah) 

Info grafis amalan sunnah sebelum Sholat Idul Adha. (Foto: Okezone)

Tata Cara Sholat Idul Adha

1. Sholat Idul Adha dilaksanakan ketika matahari mulai meninggi, yaitu awal waktu dhuha.

2. Tanpa adzan dan iqamat.

3. Niat melaksanakan Sholat Idul Adha dua rakaat. Cukup diungkapkan dalam hati.

4. Membaca takbiratul ihram sebagaimana sholat biasa, "Allahu akbar."

5. Setelah membaca Doa Iftitah, takbir lagi sambil mengangkat tangan sebanyak tujuh kali untuk rakaat pertama. Di antara takbir-takbir itu dianjurkan membaca tasbih, "Subhanallah walhamdulillahi walaa illaha illalahu allahu akbar."

6. Membaca Surat Al Fatihah.

7. Setelah itu, dianjurkan membaca surat-surat Alquran. Pada rakaat pertama disunahkan membaca Surat Al A'la atau jika mampu Al Qamar.

8. Berlanjut ke rukuk, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya sampai berdiri lagi seperti sholat biasa.

9. Kembali ke posisi berdiri pada rakaat kedua.

10. Takbir lagi sebanyak lima kali sambil mengangkat tangan dan melafalkan, "Subhanallah walhamdulillahi walaa illaha illalahu allahu akbar," sama seperti sebelumnya.

11. Membaca Surat Al Fatihah. Lalu membaca surat Alquran. Pada rakaat kedua disunahkan membaca Surat Al Ghasiyah atau jika mampu Surat Qaf.

12. Berlanjut ke rukuk, sujud, dan seterusnya sampai salam.

13. Setelah salam, jamaah tidak disarankan pulang, melainkan mendengarkan khotbah Idul Adha terlebih dahulu hingga rampung. Kecuali bila sholat id ditunaikan tidak secara berjamaah. 

Niat Sholat Idul Adha

Berikut ini niat Sholat Idul Adha yang biasa dibaca sebagian Muslim:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَــــــــالَى

Arab Latin: Ushallii sunnatan 'iidil adha rok'ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta'alaa.

Artinya: "Aku niat Sholat Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala.

Hukum Niat Sholat 

Pada dasarnya niat cukup diungkapkan dalam hati, tidak perlu dilafadzkan. Pasalnya niat adalah al-qashdu yang artinya keinginan mengerjakan sesuatu. Ditambah lagi hingga kini belum ditemui adanya dalil shahih mengenai membaca niat.

Letak niat adalah di dalam hati, tidak cukup dalam lisan, tidak disyaratkan melafadzkan niat. Berarti, niat dalam hati saja sudah teranggap sahnya.

Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Artinya: "Sesungguhnya amal itu tergantung pada niat dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan." (HR Bukhari nomor 1 dan Muslim: 1907)

Ulama Syafi'iyah yaitu Asy-Syarbini rahimahullah mengatakan:

وَمَحَلُّهَا الْقَلْبُ ، وَلَا تَكْفِي بِاللِّسَانِ قَطْعًا ، وَلَا يُشْتَرَطُ التَّلَفُّظُ بِهَا قَطْعًا كَمَا قَالَهُ فِي الرَّوْضَةِ

Artinya: "Niat letaknya dalam hati dan tidak perlu sama sekali dilafazhkan. Niat sama sekali tidak disyaratkan untuk dilafazhkan sebagaimana ditegaskan oleh An-Nawawi dalam Ar-Roudhoh." (Mughnil Muhtaj, 1/620)

Pendapat ulama Syafi'iyah makin kuat dengan perkataan Ibnu Taimiyah. Beliau rahimahullah mengatakan:

وَالنِّيَّةُ مَحَلُّهَا الْقَلْبُ بِاتِّفَاقِ الْعُلَمَاءِ ؛ فَإِنْ نَوَى بِقَلْبِهِ وَلَمْ يَتَكَلَّمْ بِلِسَانِهِ أَجْزَأَتْهُ النِّيَّةُ بِاتِّفَاقِهِمْ

Artinya: "Niat itu letaknya di hati berdasarkan kesepakatan ulama. Jika seseorang berniat di hatinya tanpa ia lafazhkan dengan lisannya, maka niatnya sudah dianggap sah berdasarkan kesepakatan para ulama." (Majmu’ Al Fatawa, 18/262)

Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement