Tatkala berdoa, umat Muslim dianjurkan untuk menghadap ke kiblat dan mengangkat kedua tangan hingga ketiak. Sebagaimana terdapat pada surat Al Baqarah ayat 149-150,
وَمِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَاِنَّهٗ لَلْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ - ١٤٩
وَمِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۙ لِئَلَّا يَكُوْنَ لِلنَّاسِ عَلَيْكُمْ حُجَّةٌ اِلَّا الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْهُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِيْ وَلِاُتِمَّ نِعْمَتِيْ عَلَيْكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَۙ - ١٥٠
Artinya: Dan dari manapun engkau (Muhammad) keluar, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil haram, sesungguhnya itu benar-benar ketentuan dari Tuhanmu. Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.
Hendaknya umat Muslim untuk memilih waktu yang terbaik untuk berdoa. Beberapa waktu yang disarankan adalah sepertiga malam terakhir, menjelang berbuka puasa, antara adzan dan iqamah, saat hujan turun, hingga sujud dalam shalat.
Rasulullah bersabda pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud,
ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ
Artinya: "Dua doa yang tidak akan tertolak atau paling tidak jarang ditolak oleh Allah SWT yaitu antara adzan dan iqamah serta berdoa ketika turun hujan," (HR Abu Dawud)
Itulah ulasan mengenai cara agar doa dikabulkan di malam Nisfu Syaban.
(Fetra Hariandja)