JAKARTA - Keutamaan puasa Kamis, Jumat, Sabtu di bulan Muharram merupakan anjuran mulia yang mendatangkan banyak keutamaan dan pahala berlimpah.
Bulan Muharram dikenal sebagai salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan dalam Islam. Pada bulan ini, umat muslim dianjurkan memperbanyak ibadah, salah satunya dengan menunaikan puasa sunnah.
Melansir NU Online, Jumat (18/7/2025), Rasulullah SAW sangat menganjurkan amalan puasa tiga hari berturut-turut di bulan Muharram, khususnya pada Kamis, Jumat, dan Sabtu.
Keutamaan dari puasa ini disebutkan dalam Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali:
مَنْ صَامَ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ شَهْرٍ حَرَامِ، الخميس والجمعة والسَّبْتَ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِكُلِّ يَوْم عِبَادَةً تِسْعِمِائَةِ عام
Artinya: "Siapa yang puasa tiga hari dari bulan Muharram, yaitu hari Kamis, Jumat, dan Sabtu, maka mencatat oleh Allah baginya tiap-tiap hari itu dalam lingkaran beribadah 900 tahun."
Hari Kamis memiliki keutamaan karena pada hari tersebut amal manusia diangkat kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
تُعْرَضُ الْأَعْمَالُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ، فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: "Amal perbuatan manusia diperlihatkan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis. Aku (Rasulullah) senang jika amalku diperlihatkan (kepada Allah) dalam keadaan aku sedang berpuasa," (HR Tirmidzi)
Inilah alasan mengapa Rasulullah SAW menganjurkan berpuasa pada hari Kamis. Hari Kamis merupakan waktu ketika amal manusia diangkat ke hadapan Allah SWT.
Rasulullah SAW berkeinginan berada dalam keadaan berpuasa saat amalnya diangkat, menunjukkan keutamaan puasa pada hari ini.
Dalam hadits riwayat Muslim disebutkan:
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ، فِيهِ خُلِقَ آدَمُ، وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ، وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا، وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ
Artinya: "Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat. Pada hari Jumat diciptakan Nabi Adam, dimasukkan ke surga, dikeluarkan dari surga, dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jumat," (HR Muslim).
Makna hadits di atas menyatakan, hari Jumat adalah hari terbaik dalam sepekan.
Banyak peristiwa penting dalam sejarah manusia terjadi pada hari ini. Namun, perlu diingat, puasa Jumat tidak boleh dilakukan sendirian tanpa menyertainya dengan puasa di hari sebelumnya yaitu hari Kamis atau setelahnya hari Sabtu.
Para ulama memahami larangan berpuasa pada hari Sabtu berlaku jika dilakukan secara tunggal, yakni hanya pada hari itu saja tanpa disandingkan hari lain. Namun, apabila puasa tersebut dilakukan berurutan atau bertepatan dengan puasa lain, seperti Ayyamul Bidh atau puasa Muharram, hukumnya diperbolehkan.
Melansir penjelasan Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim, larangan puasa Sabtu bersifat makruh jika dilakukan secara tunggal. Namun, menjadi sunnah jika disertai puasa di hari sebelumnya atau bertepatan dengan hari-hari sunnah seperti Muharram.
لَا تَصُومُوا يَوْمَ السَّبْتِ إِلَّا فِي مَا افْتُرِضَ عَلَيْكُمْ
Artinya: "Janganlah kalian berpuasa pada hari Sabtu kecuali pada hari yang diwajibkan atas kalian (puasa wajib)," (HR. Imam Abu Dawud).
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin (Beirut: Darul Fikr, Juz I, hal. 300).
مَنْ صَامَ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ شَهْرٍ حَرَامِ، الخميس والجمعة والسَّبْتَ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ عِبَادَةً تِسْعِمِائَةِ عام
Artinya: "Siapa yang puasa tiga hari dari bulan Muharram, yaitu hari Kamis, Jumat, dan Sabtu, maka mencatat oleh Allah baginya tiap-tiap hari itu dalam lingkaran beribadah 900 tahun."
Maka, berpuasa Kamis, Jumat, dan Sabtu di bulan Muharram akan dicatat oleh Allah SWT sebagai ibadah selama 900 tahun untuk setiap harinya.
Artinya, tiga hari puasa ini bisa setara dengan 2.700 tahun ibadah. Hal ini menjadi sebuah keutamaan yang luar biasa.
Puasa tiga hari berturut-turut di awal tahun Hijriyah juga merupakan bentuk mujahadah (kesungguhan dalam ibadah). Ini menjadi simbol awal yang baik untuk mengisi tahun baru Islam dengan ketekunan dan kedekatan kepada Allah SWT.
Demikian Kamis, Jumat, dan Sabtu di bulan Muharram. Menjalankan puasa ini bukan hanya sebagai ibadah sunnah biasa, tetapi menjadi amalan yang penuh keberkahan, pahala berlimpah, dan keutamaan luar biasa. Wallahualam
(Erha Aprili Ramadhoni)