CATATAN refleksi tentang renungan diri dan kematian atau akhirat viral di media sosial Whatsapp, sesaat setelah Presiden ke-3 RI BJ Habibie meninggal. Dalam catatan itu disebutkan bahwa penulisnya adalah BJ Habibie.
Dilansir dari Alhikmah 1, berikut catatan yang dikaitkan dengan nama BJ Habibie itu:
“KALAULAH SEMPAT ? Renungan utk kita semua !!!!
Sepi penghuni...
Istri sudah meninggal...
Tangan menggigil karena lemah...
Penyakit menggerogoti sejak lama...
Duduk tak enak, berjalan pun tak nyaman... Untunglah seorang kerabat jauh mau tinggal bersama menemani beserta seorang pembantu...
Tiga anak, semuanya sukses... berpendidikan tinggi sampai ke luar negeri...
Ada yang sekarang berkarir di luar negeri...
Ada yang bekerja di perusahaan asing dengan posisi tinggi...
Dan ada pula yang jadi pengusaha ...
Soal Ekonomi, saya angkat dua jempol » semuanya kaya raya...
Namun....
Saat tua seperti ini dia "merasa hampa", ada "pilu mendesak" di sudut hatinya..
Tidur tak nyaman...
Dia berjalan memandangi foto-foto masa lalunya ketika masih perkasa & enegik yg penuh kenangan
Di rumah yang besar dia merasa kesepian, tiada suara anak, cucu, hanya detak jam dinding yang berbunyi teratur...
Punggungnya terasa sakit, sesekali air liurnya keluar dari mulutnya....
Dari sudut mata ada air yang menetes.. rindu dikunjungi anak-anak nya
Tapi semua anak nya sibuk dan tinggal jauh di kota atau negara lain...
Ingin pergi ke tempat ibadah namun badan tak mampu berjalan....
Sudah terlanjur melemah..."
Pada catatan selanjutnya, BJ Habibie bercerita bahwa yang pasti adalah kematian. Berikut sambungannya: