Ketua Umum PBNU Kiai Said Aqil Siradj mengatakan, Allah mengamanati dua hal kepada manusia, yakni agama dan kemanusiaan. Dari amanat kemanusiaan itu melahirkan kecerdasan dan kreativitas.
"Dari kreativitas inilah menjadi budaya. Maka agama dan budaya tidak bisa dipisahkan. Sebaliknya budaya dan agama tidak bisa dipisahkan," ujar Kiai Said Aqil saat diminta menjelaskan tentang pemikiran kebudayaan Gus Dur, Selasa (17/12/2019).
Menurut Kiai Said, kedua hal tersebut satu dengan yang lainnya tidak bisa dipisahkan, maka seseorang selain dituntut agar bertakwa, juga diharuskan memiliki akhlak dan budaya yang tinggi. Ia menyebut Gus Dur sebagai contoh sosok yang menjadikan ajaran agama dan budaya sebagai laku hidup.
"Gus Dur seorang yang beragama total, beriman, bertakwa, ber-Tuhan, dan berbudaya maksimal. Jadi bisa dikatakan contoh sempurna dari kalangan Nahdlatul Ulama adalah Gus Dur sebagai guru kita yang harus kita tiru. Beliau setiap langkahnya, sikapnya, perkataannya tidak lepas berangkat dari nilai-nilai agama dan semangat kebudayaan," terang Kiai Said.
Seseorang, lanjutnya, dalam beragama harus memiliki target maksimal, yaitu terwujudnya kebudayaan dan peradaban. Alquran disebutnya tidak rela jika manusia tidak berilmu, tidak berakhlak, tidak harmonis, dan tidak memiliki integritas.
Seperti dilansir NU Online, adapun cara atau pelaksanaan dalam mewujudkannya diserahkan kepada manusia. Pelaksanaan dalam mewujudkannya diserahkan kepada kita sebagaimana kata Nabi Muhammad, (yaitu) antum a'almu bi umuri dunyakum (kalian lebih mengerti urusan kalian sendiri).
Artinya apa? Islam memberikan kebebasan kepada kita untuk berkreativitas dan menghasilkan gagasan-gagasan yang cemerlang dalam koridor semangat beragama, tidak boleh liar, tidak boleh mementingkan hawa nafsu. "Alquran mendorong kita menjadi makhluk yang berguna," terang Kiai Said.
Alquran sendiri sebagaimana tertera pada Surat Al-Baqarah ayat 30 menjadikan manusia sebagai khalifah untuk mengelola dan mengembangkan alam semesta.
"Manusia dipercaya penuh oleh Allah untuk mengelola, mengembangkan, membangun alam semesta yang tidak disanggupi oleh malaikat, jin dan, lain sebagainya. Hanya manusia yang menerima," ucap Pengasuh Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan ini.
Perlu diketahui, peringatan haul ke-10 Gus Dur akan dilaksanakan di kediamannya di Ciganjur, Jakarta Selatan pada Sabtu, 28 Desember 2019. Haul tahun ini mengusung tema 'Kebudayaan Melestarikan Kemanusiaan'.
(Dyah Ratna Meta Novia)