SEBUAH penyelidikan menyebut bahwa 83 persen dari koresponden muslim di Skotlandia pernah mengalami mengalami pelecehan verbal di tempat kerja atau di sosial media. Selain itu empat perlima dari mereka yang disurvei merasa bahwa kefanatikan anti-Islam di Skotlandia semakin memburuk.
Islamofobia adalah masalah sehari-hari yang melanda lebih dari sepertiga umat muslim di Skotlandia. Oleh karena itu, kelompok lintas partai parlemen Skotlandia bekerjasama dengan Universitas Newcastle melakukan survei dengan analisis yang diberikan oleh Profesor Peter Hopkins.
Sebanyak 435 orang mengajukan tanggapan tertulis, dengan 344 dari mereka adalah seorang muslim. Dari total jumlah responden, 42,8 persen adalah perempuan dan 55,6 persen adalah laki-laki.
Secara umum, laporan itu mencatat, ada ketakutan bahwa anak-anak muslim dan remaja akan tumbuh dalam masyarakat yang menandai mereka sebagai orang luar dan semakin melecehkan mereka.
Selain itu, menurut survei tersebut hampir 90 persen surat kabar memperburuk keadaan dan televisi serta radio sebanyak 86 persen. Perempuan muslim juga mengalami pelecehan di depan umum, terutama jika mereka mengenakan jilbab atau pakaian muslim lainnya.
Anas Sarwar, ketua kelompok lintas partai di Tackling Islamofobia, mengatakan bahwa Islamofobia menjadi masalah serius yang memiliki efek domino yang buruk pada masyarakat.
“Ada orang-orang di Skotlandia yang merasa takut meninggalkan rumah mereka karena takut akan serangan fisik dan merasa mereka adalah orang luar di negara mereka sendiri. Ini seharusnya memalukan kita semua,” kata Anas Sarwar dilansir Holyrood, Jumat (28/2/2020).
Anas Sarwar berasumsi, bahwa Islamofobia di Skonlandia bisa benar-benar hilang jika mengedukasi masyarakat dan mengharuskan politisi bekerja ekstra keras karena kebencian merupakan masalah bersama.
“Kami telah menetapkan bahwa Skotlandia tidak kebal dari Islamofobia dan kebencian anti-muslim, dan sekarang kami tahu seberapa luas itu. Ini mengharuskan politisi untuk bersatu dalam basis lintas partai, karena perjuangan melawan kebencian adalah perjuangan untuk kita semua. Kita perlu bersatu untuk mengatasi ini. Pendidikan adalah kunci untuk mengalahkan prasangka dan diskriminasi,” ujar Anas.
Profesor Peter Hopkins dari Universitas Newcastle mengatakan, bahwa Skotlandia memiliki masalah toleransi dan Islamofobia yang sangat akut dan mengakibatkan ketidaknyaman umat muslim melakukan aktivitas sehari-hari.
“Mereka yang menderita pelecehan Islamofobik sering merasa takut, cemas dan khawatir dam merasa bahwa situasinya semakin buruk. Penyelidikan ini menunjukkan bahwa Skotlandia memiliki masalah serius ketika menyangkut rasisme dan Islamofobia setiap hari. Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan - lintas berbagai sektor - untuk mengatasi masalah Islamofobia di Skotlandia kontemporer," tutup Peter Hopkins.
(Fahmi Firdaus )