3 Ulama Inggris Siap Mengajar di 5 Pesantren di Jabar

, Jurnalis
Sabtu 07 Maret 2020 03:00 WIB
Ulama Inggris (Foto: Lonely Planet)
Share :

Tiga ulama Inggris mengunjungi Jawa Barat (Jabar) untuk menyaksikan kerukunan antar umat beragama dan praktik agama di wilayah tersebut.

Para ulama Inggris itu siap mengajar di lima pesantren wilayah Jabar antara lain di Sukabumi dan Cirebon. Mereka sangat antusias melakukan ini.

Ulama Inggris mengunjungi Jabar (Foto: Inews)

Ketiga ulama itu antara lain Paul S Amstrong dan Mohammed Abbasi dari Association of British Muslims. Adnan Sohail dari Minaj Welfare Foundation. Kedatangan ketiga ulama itu merupakan kunjungan balasan dalam pelaksanaan program English for Ulama yang digagas Gubernur Jabar.

Sebelumnya, lima ulama Jabar telah berangkat ke sejumlah kota di Inggris seperti London, Bristol, Glasgow, Manchester, dan Birmingham.

Wakil Rektor IV Bidang Kerja Sama dan Pengembangan Kelembagaan UIN Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung, Ulfiah mengatakan, membalas kunjungan lima ulama Jabar ke Eropa, Pemerintah Inggris mengirimkan para ulama ini untuk melakukan kunjungan balasan.

"Kunjungan tiga ulama Inggris ini harus dijadikan sebagai usaha meningkatan kualitas mutu dan perguruan tinggi Islam. Kehadiran ulama Inggris ini dapat membawa berkah dalam menghadirkan wajah Islam Indonesia yang moderat," ujar Ulfiah kemarin.

Kepala Biro Yanbangsos Pemprov Jabar Ida Wahida Hidayati mengatakan, para ulama Inggris berada di Jabar hingga 9 Maret 2020. Mereka akan ikut berdakwah di lima pesantren, antara lain di kabupaten dan kota Sukabumi, Purwakarta, Garut, Cirebon.

Menurutnya, tiga ulama Inggris ini akan melihat dan mempelajari kerukunan umat beragama di Indonesia. Lalu mereka akan menceritakannya pada komunitas muslim di Inggris.

Seperti dilansir dari Inews, kedatangan para ulama dari Inggris ini juga menjadi salah satu bahan evaluasi Pemprov Jabar untuk program English for Ulama. Pada 2020 ini, program tersebut tetap berjalan. Sebanyak 20 ulama Jabar direncanakan dikirim ke tiga negara yaitu Inggris, AS dan Australia.

"Mereka memberikan masukan kepada kita bahwa sebaiknya dicampur saja ulamanya, jangan hanya yang muda, tapi juga yang senior. Namun kendalanya, ulama senior kita itu banyak yang kurang paham bahasa Inggris. Nanti kita cari jalan tengah," tutur Ida.

(Dyah Ratna Meta Novia)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya