Wabah COVID-19 masih melanda Jakarta dan sekitarnya. Lalu banyak orang yang berusaha menekan rasa takutnya dengan cara yang kurang cocok.
Ustadz Ahmad Ishomuddin mengatakan, banyak komentar yang kurang tepat dan berbahaya dalam menyikapi wabah COVID-19. Ada yang mengatakan, “Takutlah pada Allah, jangan takut pada virus corona.”
Bagi pemula dalam beragama komentar semacam itu terkesan sesuatu yang benar, padahal mengandung banyak kebatilan yang membahayakan. Komentar tersebut keliru dan berbahaya disampaikan pada saat COVID-19 mewabah, karena (1) terkesan berpasrah total pada Allah sebelum ada ikhtiar yang maksimal, sehingga (2) bisa meniadakan kewaspadaan, (3) memotivasi diri untuk terlalu percaya diri dan bertindak ceroboh, dan (4) berpotensi memengaruhi banyak orang untuk bersikap tidak peduli apakah ia tertular atau menularkannya.
Seperti dilansir NU Depok, selain itu, terang Ustadz Ahmad, membandingkan ketakutan pada COVID-19 dengan takut pada Allah tentulah amat tidak pantas. Allah adalah Sang Pencipta segalanya, selain Dia pastilah makhluk yang diciptakan-Nya, termasuk COVID-19 yang disepakati membahayakan kesehatan dan mengancam nyawa umat manusia.
Eksistensi COVID-19 tak terbantahkan karena terbukti sudah banyak yang terinfeksi olehnya. Banyak pasien yang karenanya dirawat, dan bahkan juga telah banyak yang meninggal dunia.
Padahal Allah sebagai Sang Pencipta sama sekali tidak pernah mengubah ketentuan-Nya. Artinya, bahwa sunnatullah itu akan terus berlangsung sebagai hubungan sebab akibat. Siapa saja, betapapun termasuk orang yang merasa dekat dengan-Nya atau takut kepada-Nya bila ia ceroboh, tidak menjaga kesehatan, tidak menjaga kebersihan, tidak menjaga jarak dengan orang yang terinfeksi COVID-19, dan tidak menaati anjuran para ahlinya, boleh jadi justru ia yang ditakdirkan oleh Allah tertular dan atau menularkannya.
Dengan demikian, pada hakekatnya seorang pelanggar sunnatullah atau hukum alam adalah orang yang tidak taat, tidak patuh, dan tidak takut kepada Allah.
Ucapannya tentang kita tidak perlu takut kepada wabah COVID-19 tetapi hanya takut kepada Allah hanyalah ucapan yang tidak bermanfaat karena tidak menghindarkan dirinya dan atau orang lain dari bahaya yang sedang gencar melanda dunia.
Komentar keliru dan membahayakan itu tidak keluar kecuali dari mulut manusia yang awam dalam ilmu agamanya. Sedangkan orang yang pemahaman agamanya moderat pada dasarnya adalah manusia yang bertakwa dan takut kepada Allah, sehingga dalam menyikapi wabah COVID-19 ia tetap bersikap hati-hati dengan tetap ingin tidak tertular apalagi menularkannya, sambil terus berdoa memohon perlindungan kepada Allah, Sang Pencipta, dari keganasan dan kejahatan setiap makhluk-Nya, termasuk wabah COVID-19.
"Menjaga kesehatan, menjaga jiwa dari setiap apa saja yang rusak adalah perintah Allah yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang yang mengaku takut kepada-Nya. Sedangkan Allah melarang kita semua untuk menjatuhkan diri sebab kecerobohan diri sendiri ke dalam setiap kerusakan," ujar Ustadz Ahmad.
(Dyah Ratna Meta Novia)