PADA masa Nabi Musa dan Nabi Harun AS ada seorang penghasut yang mendapat kutukan berupa penyakit demam. Ia adalah Samiri yang merupakan orang sesat lagi menyesatkan.
Samiri membawa wabah demam di tubuhnya, jadi siapapun yang menyentuh penghasut tersebut maka akan tertular.
Dikutip dari buku Kisah-Kisah 25 Nabi dan Rasul karya Ali Nurfadhilah, kutukan demam itu merupakan siksaan di dunia yang diberikan Allah untuk Samiri. Adapun siksaan di akhirat, dia akan dimasukkan ke dalam neraka.
Hidup Samiri memang penuh dengan perbuatan dosa, contohnya pernah suatu ketika Nabi Musa dipanggil Allah SWT untuk menerima Kitab Taurad. Prosesnya berlangsung selama 40 malam, karena itu ia harus meninggalkan umatnya.
Sebelum berangkat, Nabi Musa meminta adiknya yaitu Nabi Harun, untuk menggantikan tugasnya dalam menjaga umat.
Singkat cerita ketika Nabi Musa turun dari Bukit Thursina dan kembali ke wilayahnya, ia terkejut melihat umatnya tengah berpesta pora dan menyembah patung anak sapi. Ini semua karena hasutan Samiri.
Nabi Musa pun segera menegur Nabi Harun yang telah dititipi amanah menjaga umat. Nabi Harun berkata bahwa sudah memperingatkan mereka namun tak ada yang mau mendengarkan.
Nabi Musa pun marah besar, Samiri yang masih ada di sana diusir dan tidak diperbolehkan bergaul dengan umat Nabi Musa lagi.
Kemudian, Nabi Musa meminta kaumnya yang telah tersesat untuk segera bertaubat kepada Allah. Ada 70 orang kaum Nabi Musa diajak ke Bukit Thursina. Mereka itu adalah orang-orang baik yang mau meminta ampun kepada Allah atas kekeliruan yang pernah dilakukan sebelumnya. Allah pun menerima taubat mereka.
Nabi Musa pun meminta kaumnya tersebut untuk bersumpah berpegang teguh pada Kitab Taurat sebagai pedoman hidup, mau melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
(Abu Sahma Pane)