Tak disangka, hari berikutnya, sekretaris memberitahu Kamal melalui panggilan telepon bahwa ia menemukan alamat pembeli. Ia pun kembali menuju kantor marmer tersebut dan melihat alamatnya, seketika ia merasa kaget lantaran alamat pembeli yang tertulis ialah sebuah perusahaan Arab Saudi.
Ia pun langsung bergegas untuk kembali ke Arab Saudi pada hari yang sama, dan sesampainya, ia segera menuju ke perusahaan yang membeli marmer tersebut. Bertemu dengan seseorang dari bagian admin, ia menanyakan tentang keberadaan marmer yang pernah dibeli oleh perusahaan tersebut dari Yunani.
Langsung saja, orang tersebut menghubungi ruang stok perusahaan. Takjubnya, marmer putih asal Yunani tersebut tersedia dalam jumlah yang lengkap, dan tak pernah digunakan sama sekali.
Baca juga: Uniknya Masjid Al Osmani Medan, Berwarna Kuning Penuh Nilai Sejarah
Suasana berubah menjadi penuh haru. Seraya menitikkan air mata, Kamal menceritakan kisah panjangnya tersebut kepada pemilik perusahaan itu. Kamal tak segan memberikan cek kosong dan memintanya untuk menuliskan jumlah yang orang itu inginkan.
Namun, setelah mengetahui bahwa marmer tersebut akan dipergunakan untuk pembangunan situs suci, pemilik perusahaan itu pun menolak dengan sopan.
Kamal memilih tidak menerima sepeserpun uang hasil jasanya, karena menurutnya inilah cara Allah Ta'ala untuk melibatkan dirinya dalam proses perjalanan pembangunan bangunan suci bagi umat Islam tersebut.
(Rizka Diputra)